Gencil News – Saat ini pemerintah provinsi Kalbar tengah berupaya untuk menurunkan angka stunting. Untuk diketahui saat ini angka stunting di Kalbar masih di angka 29,68%.
Wakil Gubernur Kalbar, Ria Norsan menargetkan stunting di Kalbar turun menjadi 17% pada tahun 2024.
Hal ini ia ungkapkan saar Rapat Kerja Teknis Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang diinisiasi oleh BKKBN Provinsi Kalimantan Barat, Selasa (19/7/2022).
Wagub Kalbar menjelaskan bahwa penanganan stunting sudah berjalan kurang lebih 6 bulan dan target penurunan yang akan dicapai di tahun 2022 sudah terlihat berdasarkan data tahun 2019, 2021.
“Kita menginginkan target angka stunting Kalimantan Barat sebesar 17% di tahun 2024 bisa tercapai. Saat ini masih di angka 29,68% dimana trennya sedang turun dan pelaksanaan pencegahan stunting juga sudah sampai di tingkat desa,”ungkapnya.
Sementara, untuk penanganan stunting ia jelaskan menggunakan anggaran yang ada di Bappeda dan Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar.
“Kemudian, selain menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana penanganan stunting juga menggunakan anggaran yang ada di Bappeda Provinsi Kalbar dan Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar. Untuk pencairan anggaran DAK, biasanya menggunakan termin per triwulan dan perlu ada laporan secara tertulis terlebih dahulu agar dananya bisa dikeluarkan,” jelas Ria Norsan.
Pembentukan Tim TPPS
Ia berjanji akan mengunjungi seluruh kabupaten/kota jika masih ada yang belum membentuk Tim TPPS.
“Kami akan mengunjungi 4 kabupaten yang masih tinggi angka stuntingnya. Saat ini 2 kabupaten yang sudah dikunjungi yaitu Kabupaten Sambas dan Kabupaten Kubu Raya. Dan dalam waktu dekat, kami juga akan mengunjungi Kabupaten Sintang dan Kabupaten Melawi. Beberapa kendala atau penyebab tingginya angka stunting yaitu infrastruktur yang belum baik, penyediaan air bersih, fasilitas MCK belum begitu baik. Dimana hal tersebut akan kami sinergikan dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian PUPR. Kita harus optimis angka stunting Kalbar menurun pada tahun 2024,” pungkasnya.