Gencil News – Naiknya harga minyak dunia memaksa pemerintah untuk menekan harga BBM bersubsidi. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan beban subsidi energi APBN mencapai Rp 502 triliun.
Jika harga BBM tidak naik, anggaran subsidi energi bisa menggelembung hingga hampir Rp 700 triliun. Jadi kapan Jokowi akan diumumkan?
“Belum (pekan ini). Kita masih lakukan exercise karena harus hati-hati, banyak pertimbangan yang harus diperhatikan,” ujar Menteri ESDM Arifin Tasrif di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (26/8).
Arifin mengatakan para menteri terkait terus berembuk mencari skenario yang ideal untuk menyikapi tingginya harga minyak mentah saat ini karena semakin jauh dari harga jual BBM yang ditetapkan pemerintah.
Saat ini harga Pertalite tetap Rp 7.650 per liter dan solar Rp 5.450 per liter, dengan asumsi harga acuan minyak mentah Indonesia (Indonesian crude oil price/ICP) dalam APBN 2022 adalah USD 63 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah dunia saat ini berada di atas $100 per barel. Situasi ini mendorong harga jual BBM bersubsidi menjauh dari harga keekonomiannya.
“Keekonomian harga Pertalite 17.200 per liter, CN48 Solar Rp 17.600,” ujar dia.
Tak hanya Pertalite dan Solar, harga Pertamax yang saat ini dijual Rp 12.500 per liter juga masih jauh dari harga keekonomiannya. Berdasarkan hitungannya, harga BBM RON 92 itu idealnya dijual Rp 19.900 per liter.
Sore ini para menteri kembali rapat terbatas di Kementerian Perkonomian untuk mengambil keputusan yang ideal sebelum melaporkannya ke Jokowi.