Gencil News – Nilai tukar rupiah melemah hingga berada pada level Rp16.200 per dolar AS setelah libur Lebaran 2024. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI), Edi Susianto, menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan adanya sejumlah perkembangan global saat libur Lebaran.
Menurut Edi, pelemahan rupiah dipengaruhi oleh dua faktor utama. Pertama, sentimen terkait rilis data fundamental AS, di mana inflasi dan penjualan ritel tercatat berada di atas ekspektasi pasar.
Perkembangan data AS tersebut menunjukkan kekuatan ekonomi negara tersebut, yang berdampak negatif terhadap nilai tukar rupiah.
Kedua, pelemahan rupiah juga dipengaruhi oleh memanasnya konflik di Timur Tengah, khususnya konflik Iran-Israel, yang menyebabkan semakin kuatnya sentimen risk-off di pasar mata uang emerging markets.
Edi juga menjelaskan bahwa selama periode libur Lebaran, indeks dolar AS atau DXY tercatat menguat secara signifikan, dari 104 menjadi di atas 106. Bahkan, Selasa (16/4), DXY meningkat mencapai angka 106,3. Hal ini membuat pasar NDF IDR di offshore juga tembus di atas Rp16.000, atau sudah di sekitar Rp16.100, sehingga rupiah dibuka di sekitar angka tersebut.
Data dari Bloomberg menunjukkan bahwa rupiah dibuka melemah 353,50 poin atau 2,23% menuju level Rp16.201,5 per dolar AS pada pagi ini.
Sementara itu, indeks dolar AS menguat 0,14% menuju posisi 106,35. Level rupiah tersebut merupakan yang terlemah sejak April 2020.