Scroll untuk baca artikel
Bisnis

Industri Pertambangan Tembaga Zambia Menguntungkan, Namun Warganya Tetap Miskin

×

Industri Pertambangan Tembaga Zambia Menguntungkan, Namun Warganya Tetap Miskin

Sebarkan artikel ini
Industri Pertambangan Tembaga Zambia Menguntungkan, Namun Warganya Tetap Miskin

Industri pertambangan tembaga Zambia yang menguntungkan tapi membuat warganya miskin, demikian menurut sebuah laporan oleh kelompok riset Afrika selatan. Laporan tersebut melacak hubungan yang bermasalah di satu tambang di pedesaan Zambia, antara First Quantum Minerals yang dikenal luas secara internasional dengan komunitas pedesaan di sekitarnya.

Berdasarkan kekayaan bawah tanahnya, tembaga dan emas, Zambia seharusnya menjadi salah satu negara terkaya di dunia. Pada tahun 2018, negara Afrika selatan itu mengekspor lebih dari $700 juta dolar tembaga, mayoritas ekspor tembaga Afrika.

Tetapi dipermukaan tanah lain lagi ceritanya , kata peneliti dari Southern Africa Resource Watch. Kelompok pengawas itu menyelidiki kondisi di sebuah tambang tembaga yang dijalankan oleh First Quantum Minerals di Solwezi, sebuah kota di barat laut Zambia.

Mereka memilih khususnya untuk fasilitas ini karena perusahaan pertambangan Kanada, yang merupakan pembayar pajak perusahaan tertinggi di Zambia, memiliki reputasi yang baik, kata peneliti Edward Lange.

“Tapi yang kami dapati adalah kekayaan yang ditambang Pertambangan Kansanshi tidak sesuai dengan kemiskinan, kekacauan, kondisi sosial yang buruk yang terjadi di kota kumuh Solwezi. Provinsi itu terletak di barat laut Zambia, tetapi bisa disebut sebagai kota kumuh, tercemar, membuat warga komunitas itu mengungsi, fasilitas-fasilitas yang mereka sediakan tidak bisa mengatasi polusi yang akibatkan pada komunitas,” ujar Lange.


Zambia mulai memprivatisasi tambangnya pada tahun 1997, sehingga warga tidak memiliki klaim langsung atas kekayaan mineral tersebut. Namun, mereka berhak atas udara bersih, tanah, dan kondisi aman di sekitar tambang, kata Lange.

Lange berbicara kepada VOA dari Alternative Mining Indaba, sebuah pertemuan akar rumput dari komunitas yang terkena dampak penambangan, organisasi berbasis agama, dan kelompok hak asasi.

Pada situs webnya, perusahaan pertambangan itu mengatakan operasinya “menyumbang hampir 4 persen dari total nilai ekonomi yang ditambahkan ke negara-negara dimana beroperasi.”

Menteri pertambangan nasional, Richard Musukwa, menggemakan gambaran indah itu. Ia berbicara dari sela-sela pertemuan Pertambangan Indaba di Cape Town, Afrika Selatan.

“Pengaruh industri pertambangan terhadap Zambia dan komunitasnya sangat positif. Telah membawa lapangan kerja, pertumbuhan, pendidikan, dan pembangunan infrastruktur,” kataMusukwa.

Jadi dari mana datangnya jurang yang lebar itu? Lange menyalahkan perbedaan besar antara pernyataan kuat pemerintah dan kemampuan untuk menegakkannya. Ia mengatakan perusahaan pertambangan sering menerapkan perubahan di daerah-daerah sekitarnya tanpa berkonsultasi dengan penduduk setempat. (my)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *