Tupperware terhindar dari kebangkrutan, produsen wadah makanan asal AS, berhasil menghindari kebangkrutan dengan persetujuan penjualan aset kepada kreditur.
Dalam sidang yang berlangsung di Wilmington, North Carolina, Hakim Brendan Shannon menyetujui rencana penjualan aset perusahaan kepada kreditur utama, yang di antaranya adalah Alden Global Capital, Stonehill Institutional Partners, dan Bank of America.
Keputusan ini memberikan kesempatan bagi Tupperware untuk menata ulang bisnisnya dan melanjutkan operasional.
CEO Tupperware, Laurie Ann Goldman, mengungkapkan bahwa perusahaan akan beralih ke model bisnis berbasis teknologi agar tidak terlalu bergantung pada aset fisik.
Langkah ini diyakini dapat memperkuat posisi perusahaan di pasar yang semakin kompetitif. Tupperware juga akan fokus pada pasar intinya seperti Amerika Serikat, Kanada, Brasil, dan negara-negara Asia.
Tupperware Terhindar dari Kebangkrutan: Tantangan Finansial dan Keringanan Utang
Kerugian yang dialami perusahaan menumpuk hingga USD 818 juta atau sekitar Rp 12,8 triliun. Kreditur setuju untuk memberikan keringanan utang dengan total nilai lebih dari Rp 1,2 triliun, termasuk dukungan tunai sekitar Rp 368,9 miliar. Langkah ini diharapkan dapat memperbaiki arus kas perusahaan dan mendorong pertumbuhan yang lebih stabil.