Scroll untuk baca artikel
Film

Tonggak Sejarah Perfilman Indonesia Dimulai Sejak 30 Maret 1950

×

Tonggak Sejarah Perfilman Indonesia Dimulai Sejak 30 Maret 1950

Sebarkan artikel ini
Tonggak Sejarah Perfilman Indonesia Dimulai Sejak 30 Maret 1950
Tonggak Sejarah Perfilman Indonesia Dimulai Sejak 30 Maret 1950

Hari Film Nasional yang menjadi tonggak sejarah perfilman Indonesia sudah tergores sejak 30 Maret 1950. Penetapan tanggal tersebut berdasarkan pada sejarah kuat, ketika Usmar Ismail memulai syuting film Darah dan Doa, film pertama Indonesia.

Setiap 30 Maret untuk menghargai kontribusi penting para pelaku film Indonesia dalam memajukan perfilman nasional menjadi perayaan bagi insan perfilman.

Pada tahun 1962, Djamaluddin Malik menyarankan agar Hari Film Nasional merujuk kepada tanggal produksi film Darah dan Doa, yaitu 30 Maret 1950.

Darah dan Doa sebagai tonggak bersejarah karena merupakan film panjang pertama yang orang Indonesia sutradarai dan produksi.

Perayaan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang peran industri film dalam membentuk identitas dan budaya bangsa.

Tema Hari Film Nasional 2024 ‘Beragam Filmnya, Ramai Penontonnya’. Tema ini bisa menjadi momentum perayaan perfilman dan bentuk apresiasi atas keberagaman jenis genre film Indonesia.

Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Kemendikbud-Ristek, Ahmad Mahendra lewat rilis resminya mengatakan jika pihaknya sangat mengapresiasi perayaan Hari Film Nasional 2024 dan berupaya untuk menularkan semangat ini ke seluruh Indonesia.

“Melalui slogan Beragam Filmnya, Ramai Penontonnya, kami berharap akan selalu muncul apresiasi yang tinggi bagi beragamnya unsur yang ada dalam sebuah film, termasuk salah satunya adalah genre film. Keberagaman inilah yang patut kita hargai,” jelasnya.

Tujuan Peringatan Hari Film Nasional bukan hanya sekedar perayaan saja, akan tetapi juga jadi momentum penting untuk mengapresiasi kontribusi film dalam memperkaya budaya dan membangun identitas nasional.

Tujuan peringatan Hari Film Nasional sebagai berikut:

1. Menghargai Sejarah dan Warisan Budaya
Hari Film Nasional menjadi momen untuk menghargai sejarah perfilman Indonesia yang kaya dan beragam.

Mulai dari film-film klasik yang menginspirasi hingga produksi-produksi film terkini yang mencerminkan perkembangan industri, perayaan ini mengingatkan kita akan warisan budaya yang telah menjadi layar perak.

2. Mendorong Pembangunan Industri Film Lokal
Peringatan Hari Film Nasional juga bertujuan untuk memotivasi industri film lokal agar bisa terus berkembang dan berinovasi.

Melalui penghargaan dan apresiasi terhadap karya-karya film, para sineas dan pelaku industri semoga semakin termotivasi untuk menghasilkan karya-karya berkualitas yang dapat bersaing di tingkat nasional maupun internasional.

3. Mengedukasi dan Memasyarakatkan Film
Salah satu tujuan penting dari peringatan Hari Film Nasional adalah untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya film sebagai media komunikasi, hiburan, dan refleksi budaya.

Melalui berbagai kegiatan, seperti pemutaran film, diskusi, dan seminar, diharapkan kesadaran akan kekuatan dan pengaruh film dapat meningkat di kalangan masyarakat secara luas.

4. Memperkuat Identitas Nasional
Film memiliki peran penting dalam memperkuat identitas nasional, dengan mencerminkan keberagaman budaya, nilai-nilai, dan cerita-cerita yang unik dari Indonesia. Melalui peringatan Hari Film Nasional, kita dapat merayakan keberagaman tersebut dan memperkuat rasa kebanggaan akan kekayaan budaya yang dimiliki.

5. Mendorong Kolaborasi dan Jaringan Industri

Ajang untuk memperkuat kolaborasi dan jaringan antara para pelaku industri film, termasuk sineas, produser, sutradara, aktor, dan lainnya.

Dengan memperluas jaringan ini, diharapkan industri film Indonesia dapat semakin berkembang dan menghasilkan karya-karya yang bermutu.