Gencil News – Kalimantan Barat, khususnya Kota Pontianak memiliki pemuda yang berhasil mengembangkan bakatnya dikancah internasional.
Berikut pemuda Pontianak yang sukses dalam bidangnya masing-masing ;
1. Harry Halim
Sosok Harry Halim merupakan salah satu desainer Indonesia yang suskes di kancah internasional. Memulai debut di tahun 2009, sang desainer berhasil menamapilkan koleksi runway pertamanya dan meraih beberapa penghargaan bergengsi di Asia.
Kariernya terus berkembang hingga ia memiliki sebuah label dengan namanya sendiri, Harry Halim Paris dan berhasil eksis hingga saat ini. Pada tahun 2010, Harry Halim berhasil meraih prestasi sebagai salah satu desainer Indonesia yang menampilkan karyanya di Paris Fashion Week. Bergabung bersama sejumlah perancang Asia yang terpilih untuk tampil di ajang prestisius tersebut.
Selain itu, desainer asal Pontianak, Kalimantan Barat, ini meraih Best Asian Designer of the Year. Dalam Asian Young Fashion Designers yang diadakan Daab sekitar tahun 2006.
2. Nursalim Yadi Anugerah
Mulai mengenal musik di usia 7 tahun dan tekun belajar bermain gitar secara mandiri. Pada usia delapan tahun, Nursalim Yadi Anugerah atau Yadi. Ia merupakan seorang komponis yang karyanya cukup diperhitungkan.
Prestasinya dalam dunia musik cukup mengagumkan dan menginspirasi. Ia pernah mengikuti International Young Composers Meeting 2018 ke-24. Yang diselenggarakan orkest de ereprijs, Gaudeamus Foundation dan Podium Gigant Apeldoorn, di Belanda.
Tidak itu saja, karya-karyanya pun pernah dimainkan oleh Ensemble Multilaterale dari Perancis (masterclass pada temu musik franko-Indonesia, 2017). October Meeting Ensemble (Yogyakarta, 2016), Suaka Suara (2016-2017). West Borneo composer fest (2015) dan Europe Tour: Balaan Tumaan (2014).
Selain itu, pria yang kerap tampil memainkan cello atau sape’ pada pementasan seni di Kota Pontianak ini juga memiliki pengalaman kolaborasi dengan musisi luar negeri. Ia pernah bermain bersama Fabrice Vieira, Raphael Quenehen. Dan musisi dari CFMI (Centre de Formation des Musicians Intervenants), di Poitiers-Perancis. Lalu kolaborasi dengan Romain Boudoin, serta musisi dari CESMD.
3. Benny Fajarai
Berawal dari ketertarikannya pada dunia IT sejak memasuki sekolah menengah pertama (SMP). Membawa pria kelahiran Pontianak tahun 1990 ini menjadi CEO Qlapa, sebuah startup yang bergerak di bidang jual-beli kerajinan tangan.
Kesuksesannya bersama Qlapa membuat ia termasuk dalam daftar 30 Under 30 Asia yang dirilis Forbes. Sebelum mendirikan Qlapa, Benny merintis perusahaan yang namanya kreavi.com, sebuah situs jejaring sosial untuk desainer seluruh Indonesia.
Melalui Kreavi-lah dia berhasil merangkul 30 ribu desainer untuk berkumpul dan menunjukkan karya-karya mereka. Namun, pada pertengahan 2015, ia kemudian menjual kreavi.com untuk meraih mimpi yang lebih besar. Dengan melanjutkan bisnis di dunia kerajinan tangan Indonesia.
Setelah itu, ia mendirikan qlapa.com, sebagai wadah pengrajin untuk memasarkan produk mereka kepada pembeli. Pembeli juga lebih mudah menemukan produk-produk unik oleh pengrajin Indonesia.
4. Heriyanto Tio
Kesuksesan film Avengers: Endgame selain dukungan dari para penggemar superhero pastinya. Tentu tak lepas dari kerja keras seluruh tim produksi, yang turut berpartisipasi. Terutama tim animator hebat yang membuat film Avengers: Endgame menampilkan efek visual yang memanjakan mata.
Namun, siapa sangka dari banyaknya animator yang ikut terlibat dalam pembuatan film Avengers: Endgame, ada sosok pria asal Pontianak, Kalimantan Barat. Dia adalah Heriyanto Tio. Pria lulusan SMA Gembala Baik Pontianak ini, telah bekerja di dunia animasi sejak 7 tahun terakhir.
Bahkan ia bekerja di Framestore, studio visual effect yang cukup terkenal, dan sudah ikut mengerjakan banyak film-film Hollywood. Salahsatunya Mowgli: Legend of the Jungle dan Alita: Battle Angel. Saat ini Heri tengah sibuk dengan project film superhero baru, yaitu Wonder Women 1984.