Internasional
Amerika Tunda Pengiriman Ventilator ke Indonesia

GENCIL NEWS – VOA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam pembicaraan telpon dengan Presiden Indonesia Joko Widodo 25 April lalu mengatakan meningkatkan kerjasama pengadaan alat kesehatan, termasuk ventilator, yang sangat diperlukan untuk merawat pasien virus corona.
Tak lama setelah pembicaraan ini pada 4 Mei USAID telah mengontak Indonesia untuk meminta spesifikasi ventilator yang diperlukan.
Indonesia pada 5 Mei langsung menjawab surat itu dan memperkirakan bantuan akan datang pada awal Juli, sebagaimana disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam beberapa konferensi pers dengan media asing.
“KBRI di DC telah menindaklanjuti hal ini dengan Departemen Luar Negeri AS dan Dewan Keamanan Nasional tentang hal ini. Pengiriman ventilator yang berjumlah 100 unit dijadwalkan akan tiba pada awal Juli. Kemlu Indonesia akan terus bekerjasama dengan pemerintah Amerika, khususnya USAID di Jakarta, untuk memonitor pengiriman ventilator ini.”
Namun Direktur Amerika di Kemlu RI, Zelda Wulan Kartika, hari Rabu (1/7) menyatakan pihak Amerika telah mengundurkan jadwal pengiriman bantuan ventilator tersebut. Ia tidak dapat memastikan kapan bantuan akan datang, termasuk alasan di balik pengunduran pengiriman bantuan ventilator itu.
UNDP Kirim 500.000 Masker Medis
Meskipun demikian bantuan alat kesehatan lain, seperti masker medis, telah tiba. United Nations Development Program (UNDP) pekan lalu telah mengirimkan 500 ribu masker medis sebagai bagian dari program di bawah koordinasi UNDP untuk menanggulangi pandemi virus corona.
Bantuan masker medis bernilai 2,4 miliar rupiah ini telah tiba pada 30 Mei lalu. Kemlu RI bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB akan mendistribusikan pasokan masker medis itu pada tenaga kesehatan di seluruh Indonesia.
UNDP, dalam pernyataan persnya, menyatakan telah bekerjasama dengan Badan Kesehatan Dunia WHO dan Kantor Urusan Imigrasi Internasional IOM untuk juga mengirim gelombang pertama paket bantuan ventilator ke Indonesia. Tetapi belum ada kepastian tanggal pengiriman bantuan tersebut.
AS Anggarkan 11 Juta Dolar Untuk Bantu Indonesia Atasi Covid-19
Departemen Luar Negeri Amerika hari Kamis (2/7) mengatakan siap mengalokasikan bantuan internasional bernilai 12,5 miliar dolar untuk membantu negara-negara sahabat mengatasi perebakan virus corona. Dari jumlah itu, 200 juta dolar dialokasikan untuk pembuatan dan distribusi ventilator.
Khusus untuk Indonesia, pemerintah Amerika berencana memberikan bantuan bernilai 11 juta dolar, termasuk sembilan juta dolar untuk mempersiapkan sistem laboratorium, mengaktifkan pelacakan dan pemantauan berbasis kasus, dan mendukung pakar-pakar teknis merespon perebakan virus mematikan ini.
Bantuan itu juga mencakup hampir 1,5 juta dolar bantuan kemanusiaan untuk pengungsi, kelompok migran yang rentan dan komunitas yang membantu mereka.
Dalam 20 tahun terakhir ini pemerintah Amerika telah menginvestasikan lebih dari lima miliar dolar bantuan bagi Indonesia, termasuk lebih dari satu miliar dolar untuk bidang kesehatan.
Internasional
Indonesia Berharap AS Perkuat Kerjasama Multilateral Tangani Covid-19

Gencil News –VOA – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam jumpa pers, Kamis (21/1) mengatakan Indonesia berharap pemerintahan baru Amerika Serikat akan mampu memperkuat kerjasama multilateral dalam menangani pandemi Covid-19.
Menurut Retno, semua negara di dunia diharapkan menjadi bagian dari solusi terhadap pandemi Covid-19.
“Indonesia mengharapkan kepemimpinan Amerika Serikat dapat memperkuat multilateralisme, termasuk menjadikan PBB lebih responsif dan efektif, dan juga dapat memperkuat kerja WHO di tengah tantangan pandemi yang luar biasa ini,” kata Retno.
Selain itu kata Retno Indonesia juga berharap, Amerika dapat menjadi motor bagi terciptanya dunia yang lebih aman, damai, dan stabil. Tindakan dan solusi secara sepihak yang tidak sejalan dengan hukum internasional, menurutnya, perlu dihindari, sementara penyelesaian konflik secara damai harus senantiasa dikedepankan.
Indonesia juga mengharapkan kontribusi positif Amerika terhadap penyelesaian masalah Palestina-Israel yang berkeadilan sesuai resolusi PBB dan parameter internasional yang disepakati, termasuk solusi dua negara. Indonesia menyatakan siap mendukung Amerika dalam menciptakan perdamaian yang lestari dan inklusif di Afghanistan.
Di kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya, Indonesia mengharapkan Amerika dapat meningkatkan kemitraan strategis dengan ASEAN serta memperkuat sentralitas ASEAN. Retno menegaskan kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya, termasuk Laut Cina Selatan, akan tetap stabil dan damai jika semua negara menghormati hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982.
Retno menjelaskan harapan ketiga terhadap Amerika adalah komitmen Amerika terhadap pembangunan tata ekonomi dunia yang kuat dan berkelanjutan. Indonesia mengharapkan Amerika dapat menjadi pendorong sistem perdagangan dunia yang terbuka, berkeadilan, dan saling menguntungkan.
Indonesia juga mengharapkan perhatian Amerika terfokus pada ekonomi ramah lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan, memerlukan semangat kolaborasi dan kepemimpinan global yang lebih kuat untuk mewujudkan dunia yang lebih baik. Dunia juga memerlukan multilateralisme yang kuat dan adil. Terkait hal tersebut, lanjut Retno, komitmen dan kontribusi Amerika sangat ditunggu oleh dunia.
Mengenai hubungan bilateral, Retno menekankan Amerika Serikat merupakan salah satu mitra strategis dan terpenting bagi Indonesia. Dia menambahkan Indonesia dan Amerika memiliki banyak kesamaan pandangan, termasuk demokrasi, kemajemukan, toleransi dan hak asasi manusia.
- 4 Spot Wisata di Jawa Timur Mirip Luar Negeri
- Wirda Mansyur Pembisnis Milenial Dengan Berbagai Perusahaan
- 5 Kota Di Negara Ini Ternyata Berdiri di Atas Dua Benua
- Maskapai Penerbangan Belanda KLM akan Pangkas 1.000 Pekerjaan Lagi
- Kenali GERD, Penyakit Asam Lambung yang Mengganggu Pencernaan
Retno merasa yakin kemitraan kedua negara di era Presiden Joe Biden akan lebih kokoh. Sebuah kemitraan, yang menurutnya, akan setara, saling menghormati, dan saling menguntungkan.
Indonesia berharap kerjasama ekonomi bilateral dengan Amerika akan semakin kokoh di bawah pemerintahan Biden, termasuk kemungkinan kedua negara menjalin perjanjian perdagangan terbatas. Indonesia mengharapkan pula peningkatan investasi Amerika, terutama di sektor infrastruktur, konektivitas, dan energi terbarukan.
Retno menambahkan isu prioritas bilateral dengan Amerika lainnya adalah kerjasama untuk memperkuat ketahanan kesehatan nasional, melalui pengembangan kemandirian industri, bahan baku obat, farmasi, alat kesehatan, kerjasama pengembangan riset dan teknologi kesehatan, serta pengembangan sistem peringatan dini di bidang kesehatan.
Pengamat Hubungan Internasional dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Nanto Sriyanto berharap pengalaman lapangan dan kemampuan diplomasi Biden akan membuka ruang dialog yang lebih konstruktif ketimbang sekadar unjuk kekuatan. Dialog ini bukan sekadar membahas isu keamanan tapi juga masalah ekonomi politik.
“Karena persoalan Laut Cina Selatan memang dominannya adalah tumpang tindih kedaulatan dan potensi ketidakpastian tatanan internasional karena ada klaim dari salah satu pihak yang tidak berlandaskan hukum internasional. Namun juga harus diakui lebih jauh dari itu adalah persoalan ekonomi politik,” ujar Nanto.
Berkaitan dengan penanganan pandemi Covid-19, Nanto berharap akan kerjasama dalam pengembangan vaksin antara Indonesia dan AS. Dia meminta Biden menaruh kepercayaan pada lembaga multilateral, dalam hal ini WHO, yang mampu mengkoordinasikan segala upaya dalam penanganan pandemi Covid-19.
Estimated reading time: 3 minutes
Internasional
Harapan Dunia terhadap Pemimpin Baru AS

Gencil News – VOA- Dunia ikut menaruh harapan besar dengan kepemimpinan baru Amerika, terlebih setelah Joe Biden menandatangani 17 keputusan eksekutif yang sebagian diantaranya mencabut kebijakan-kebijakan presiden sebelumnya yang kontroversial.
Jerman dan Perancis berharap dapat kembali menata kebijakan iklim, China ingin memulihkan hubungan yang empat tahun terakhir ini tegang. Sementara WHO menyambut baik sikap Amerika untuk tetap menjadi anggota badan itu.
Sejumlah pemimpin dunia menyampaikan harapan mereka atas kehadiran pemimpin baru Amerika, Joe Biden, yang dilantik 20 Januari lalu.
Kanselir Jerman Angela Merkel hari Kamis (21/1) mengatakan ada cakupan kerja yang lebih luas dengan pemerintah baru Amerika pada isu-isu seperti perubahan iklim, migrasi dan kerjasama dalam Badan Kesehatan Dunia (WHO).

“Ada cakupan kesepakatan kebijakan yang lebih luas dengan Presiden Biden. Jika kita lihat perintah eksekutif yang ditandatanganinya kemarin, kita lihat bagaimana kita akan kembali bekerjasama dalam Badan Kesehatan Dunia WHO, dalam perjanjian iklim Paris, dan mungkin kita akan memiliki pandangan yang sama dalam isu migrasi. Namun kami juga tahu bahwa dengan presiden baru ini, kita tidak bisa sekedar berharap pada persetujuan politik, tetapi harus ada pembicaraan tentang bagaimana kita melakukan sesuatu secara lebih baik demi kepentingan kedua negara,” kata Merkel.
Sementara, Presiden Perancis Emmanuel Macron menyampaikan harapannya agar Biden menunjukkan komitmen yang lebih besar pada militer untuk melawan ekstremis ISIS di beberapa wilayah konflik, khususnya di Timur Tengah. Saat ini sekitar 900 personil tentara Perancis menjadi bagian dari koalisi internasional pimpinan Amerika untuk melawan ISIS.
“Saya yakin dalam beberapa minggu ke depan, pemerintahan Biden harus membuat keputusan-keputusan penting yang akan menandai komitmen dan kesadaran yang lebih besar dalam perang melawan terorisme.”
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mewakili pemerintah berharap setelah masa sulit empat tahun terakhir ini,

“Presiden Biden juga mengatakan bahwa banyak hal yang harus diperbaki dan dipulihkan Amerika. Saya yakin ini juga menyangkut hubungan antara China dan Amerika. Dalam beberapa tahun terakhir ini, pemerintah Trump, khususnya Pompeo, telah memasang begitu banyak ranjau yang perlu disingkirkan. Begitu banyak jembatan yang telah dibakar dan menunggu perbaikan. Begitu banyak jalan yang hancur dan harus diperbaki. Apa saja mungkin selama kita bersungguh-sungguh mengupayakannya. Saya yakin dengan upaya bersama kedua pihak, maka niat baik dari hubungan China AS ini akan menang atas kekuatan jahat.”
Sementara itu, Iran berjanji akan memunuhi komitmen-komitmennya berdasarkan perjanjian nuklir tahun 2015 jika pemerintah baru Amerika melakukan hal yang sama.
Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, “Keputusannya ada di tangan Amerika dan Washington.”
Presiden Joe Biden bergerak cepat menata ulang kebijakan Amerika di beragam lini lewat 17 perintah eksekutif yang ditandatanganinya beberapa jam setelah dilantik. Antara lain komitmen baru untuk bergabung dengan Organisasi Kesehatan Dunia WHO dan Perjanjian Iklim Paris 2015 yang dipuji banyak kalangan.
Internasional
Saat ini Tantangan Ekonomi AS Menjadi bagian Prioritas Bagi Joe Biden

Gencil News- Setelah acara inagurasi Joe Biden sebagai Presiden AS, maka berbagai tantangan dan permasalahan akan segera menjadi prioritasnya.
Salah satunya ialah permasalahan sosial dan ekonomi akibat pandemi virus corona akan menjadi agenda penting Joe Biden saat ini.
Ia akan menanganinya secara eksklusif selama beberapa bulan pertama masa jabatannya.
Untuk meringankan wabah tersebut, Ia meminta dana senilai 1,9 triliun dolar AS.
Selanjutnya, putaran kedua rencana stimulus akan fokus pada infrastruktur, penelitian dan pengembangan, serta investasi ramah iklim untuk memulai perekonomian.
Berikut beberapa langkah yang akan Presiden AS tersebut Lakukan.
1. Memberikan lebih banyak bantuan covid-19
Sejak memenangkan pemilu pada November 2020 lalu, Ia menjanjikan bantuan pandemi tambahan. dalam bentuk stimulus bantuan negara bagian dan lokal.
Proposalnya juga akan memperluas tunjangan pengangguran dan menginvestasikan $ 70 miliar dalam pengujian virus korona dan distribusi vaksin.
2. Menaikkan upah minimum dan pajak
Joe Biden juga telah menyerukan upah minimum pada nilai USD15. Kemudian ia telah mendukung kenaikan pajak pada rumah tangga terkaya dan sebagian membalikkan pemotongan pajak yang diberikan kepada perusahaan selama Pemerintahan Trump, ketika tarif tertinggi turun dari 35 persen menjadi 21 persen.
3. Belanja infrastruktur yang ramah iklim
Selain prioritas utama memberikan bantuan pandemi, dan pajak. maka langkah berikutnya yang menjadi pekerjaan rumah biden ialah penekanan pada barang-barang ramah iklim seperti stasiun pengisian untuk kendaraan listrik.
“Bayangkan menghadapi krisis iklim dengan pekerjaan Amerika dan kecerdikan memimpin dunia. Sudah saatnya berhenti bicara infrastruktur dan akhirnya mulai membangun infrastruktur agar kita bisa lebih kompetitif,” kata Biden.
4. Perubahan ketertiban tentang imigrasi dan lingkungan
Berikutnya ia kemungkinan besar akan memfokuskan kekuasaan eksekutifnya pada isu-isu seperti imigrasi dan lingkungan, dua area di mana dunia korporat sering kali terpisah dari Pemerintahan Trump.
Dia telah berjanji untuk segera membalikkan tindakan Trump, termasuk bergabung kembali dengan Perjanjian Iklim Paris dan mengakhiri larangan perjalanan dari beberapa negara mayoritas Muslim.
- Travel8 jam ago
5 Tempat Wisata Misteri Di Pulau Jawa Yang Terkenal Menantang
- Travel6 jam ago
5 Kota Di Negara Ini Ternyata Berdiri di Atas Dua Benua
- Travel7 jam ago
7 Negara Di Dunia Yang Memiliki Panorama Paling Terkenal
- Unik11 jam ago
Kenali Kebiasaan Suku Tionghoa dan Budaya Dagangnya
- Travel4 jam ago
4 Spot Wisata di Jawa Timur Mirip Luar Negeri
- Travel14 jam ago
Transformasi Sebuah Gereja di AS Menjadi Masjid
- Mimbar Islam18 jam ago
Penyakit Hati yang Merusak Amalan Ibadah