Gencil News – Dalam persiapan pendistribusian vaksin Covid-19, pemerintah menunjuk dua BUMN, PT Bio Farma dan PT Telkom, untuk menerapkan sistem informasi satu data.
Sistem ini bertujuan untuk mengintegrasikan data dari berbagai sumber menjadi satu untuk menghindari duplikasi data informasi.
Fajrin Rasyid, Direktur Bisnis Digital PT Telekomunikasi Indonesia. Mengungkapkan sistem tersebut dibangun dengan melakukan pencatatan penerima vaksin dengan cara menyaring data pribadi penerima vaksin prioritas berdasarkan nama dan alamatnya.
Ini kemudian akan menjadi aplikasi registrasi vaksin pemerintah dan mandiri, dan memetakan pasokan dan distribusi vaksin dengan lokasi vaksinasi.
Fajrin mengatakan, sistem yang akan diintegrasikan juga akan memantau hasil vaksinasi. Ia yakin langkah pemerintah itu adalah sebuah revolusi.
Soleh Ayubi, Direktur Digital Healthcare PT Bio Farma, menambahkan sistem informasi data yang dikembangkan pihaknya akan mengikuti regulasi yang ada.
“Sistem informasi data ini sangat penting untuk memicu revolusi di bidang kesehatan nasional. Sistem kesehatan Indonesia adalah awal yang baik,” kata Fajrin di webinar KPCPEN bertema “Infrastruktur data vaksinasi COVID-19 sudah siap”, Selasa (1/12).
“Semua proses ini harus mengikuti best practice, harus mengikuti regulasi yang ada. Baik regulasi dari Kementerian Kesehatan, Badan POM, Kominfo, berkaitan privasi data (penerima vaskin) dan seterusnya,” katanya.
Soleh melanjutkan, digitalisasi sistem informasi satu data ini akan dapat menyaring siapa saja yang sudah divaksinasi.
Melalui sistem registrasi dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, dapat ditentukan apakah pendaftar berhak atau tidak berhak atas vaksin tersebut.
“Namun seluruh data pendaftar yang sudah masuk, masih tetap akan ditampung hingga yang bersangkutan dinyatakan bisa menerima vaksin,” kata Soleh.
Data yang dikelola Bio Farma tidak hanya terbatas pada data vaksinator saja, tetapi juga data vaksin yang didistribusikan.
Soleh mengatakan, Bio Farma akan memantau secara digital tempat penyimpanan vaksin melalui label barcode pada botol untuk memastikan keamanan vaksin.
“Dan ini jadi yang menjadi pertama di Asia Tenggara. Setiap botol vaksin akan ada ID-nya, akan ada barcodenya,” ucap Soleh.