Gencil News – VOA – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal mengatakan sejauh ini tidak ada informasi warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban banjir bandang di Libya.
Meski begitu, pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tripoli masih terus mencari informasi. Kota Derna, yang terdampak paling parah dan hampir seluruh warganya tewas, berada di bagian timur dan membutuhkan waktu perjalanan yang tidak sedikit jika ditempuh dari Tripoli.
Berbicara dalam konferensi pers di Jakarta, Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha mengatakan ada 282 WNI tinggal di Libya, kebanyakan tinggal di wilayah barat. Mereka terdiri dari mahasiswa dan pekerja. Selain banjir di Derna, banjir juga merendam Benghazi di mana 10 warga Indonesia berada.
“Ada sepuluh yang tercatat di sana (Benghazi), keseluruhannya pekerja migran. Kita sudah bisa kontak dan kondisi mereka aman. Yang parah kan di Kota Derna,” ujarnya.
Walaupun sampai saat ini belum ada warga Indonesia menjadi korban banjir bandang di Libya, lanjut Judha, belajar dari pengalaman sebelumnya ketika menangani bencana atau konflik, ada saja warga Indonesia yang tidak tercatat di KBRI karena tidak melapor. Untuk itu KBRI Tripoli sudah membuka hotline bagi keluarga yang hilang kontak dengan keluarganya yang menetap di Libya dan ingin mendapatkan informasi. Hotline KBRI Tripoli adalah +218944815608.
Sementara di Maroko, hampir 3.000 orang tewas dalam gempa pekan lalu. Ada 500 WNI yang tercatat berada di Maroko, namun sejauh ini juga belum ada laporan adanya WNI yang menjadi korban.
Pemerintah maroko baru mengizinkan empat negara yang masuk untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan, yakni Spanyol, Qatar, Inggris, dan Uni Emirat Arab.