Scroll untuk baca artikel
Internasional

Iran Tangkap Empat Terkait Video Pertengkaran Ulama Syiah dan Perempuan Tanpa Jilbab

×

Iran Tangkap Empat Terkait Video Pertengkaran Ulama Syiah dan Perempuan Tanpa Jilbab

Sebarkan artikel ini
Iran Tangkap Empat Terkait Video Pertengkaran Ulama Syiah dan Perempuan Tanpa Jilbab
Sejumlah perempuan Iran berjalan tanpa mengenakan jilbab di sebuah area di Teheran, pada 5 Agustus 2023. (Foto: AP/Vahid Salemi)

GENCIL NEWS – Iran melaporkan penangkapan empat orang yang diduga terlibat dalam menyebarkan video pertengkaran antara seorang ulama Syiah dan seorang perempuan tanpa jilbab kepada media asing. Video tersebut, yang menjadi viral di media sosial, menunjukkan insiden di pusat keagamaan Syiah Iran di Qom.

Pertengkaran ini menarik perhatian setelah disiarkan oleh Iran International, sebuah media berbasis di London yang sering dianggap sebagai “media musuh” oleh pemerintah Iran. Dalam video tersebut, seorang perempuan mengkonfrontasi seorang ulama karena diduga telah mengambil foto dirinya tanpa jilbab saat menunggu anaknya di sebuah klinik di Qom.

Wakil Jaksa Qom, Ruhollah Moslemhkani, mengungkapkan bahwa empat orang yang diduga sebagai “penerbit dan pengirim utama” video tersebut telah ditangkap. Menurutnya, penyebaran video ini dimaksudkan untuk menciptakan perpecahan dan hasutan di masyarakat.

Insiden ini terjadi di tengah debat yang semakin intensif terkait aturan berpakaian di Iran, terutama setelah kematian Mahsa Amini pada September 2022. Amini meninggal dalam tahanan polisi moral setelah ditangkap karena melanggar aturan berpakaian, yang memicu protes massal di seluruh Iran.

Pihak berwenang Iran menyalahkan pemerintah Barat dan media berbahasa Farsi yang berbasis di luar negeri atas penghasutan terhadap protes tersebut. Peristiwa ini menyoroti ketegangan dalam masyarakat Iran terkait aturan berpakaian dan kebebasan berpendapat.

Baca juga  Setelah Migas dan Batu Bara, Dunia akan Hadapi Defisit Solar

Penangkapan terhadap para pelaku penyebaran video pertengkaran ini menunjukkan ketegasan pemerintah Iran dalam menanggapi isu sensitif terkait agama dan budaya, namun juga menimbulkan pertanyaan tentang kebebasan berekspresi di negara tersebut.