Gencil News – Organisasi Tenaga Kerja Internasional atau ILO memperingatkan bahwa perlambanan ekonomi global yang sekarang terjadi akan memaksa jutaan pekerja menerima pekerjaan berkualitas dan dengan gaji lebih rendah. ILO memuat temuan ini di dalam “World Employment and Social Outlook: Trends 2023.”
Prospek untuk tahun 2023 dan sesudahnya akan suram. ILO melaporkan pengangguran global akan meningkat sampai 3 juta orang sehingga total menjadi 208 juta tahun ini, dengan proyeksi yang sama untuk 2024.
Direktur ILO untuk kualitas pekerjaan, Manuela Tomei, mengatakan, baik kualitas maupun kuantitas pekerjaan akan turun. Kondisi pekerjaan, ia mengatakan, diantisipasi akan memburuk dan gaji akan turun.
“Pekerja di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah akan terpukul paling hebat…Gabungan pandemi dan perlambanan ekonomi di seluruh dunia menyebabkan pekerjaan dalam sektor informal akan semakin berkurang dan kemiskinan akan semakin memburuk,” jelasnya.
Laporan itu memperingatkan krisis biaya hidup akan menjerumuskan semakin banyak orang ke kemiskinan, dan memperbesar senjang antara kaya dan miskin.
Selain jutaan penganggur, ILO mengatakan, 473 juta orang tahun lalu menghentikan usaha mencari pekerjaan. Alasannya, harapan mereka pupus untuk mendapat pekerjaan atau mereka memiliki kewajiban lain seperti merawat anak-anak.
Untuk pertama kalinya sejak tahun 70an, Tomei mengatakan, kondisi stagflasi, yakni inflasi yang tinggi dan pertumbuhan yang rendah, mengancam produktivitas dan pemulihan pasar tenaga kerja.
”Perang Ukraina, ketegangan geopolitik, gangguan pada rantai pasokan, inflasi tinggi, pengetatan kebijakan moneter, dan ketidakpastian, semuanya menyumbang pada prospek pekerjaan yang suram,” imbuhnya.
ILO melaporkan, pekerja muda, usia 15 sampai 24 tahun, akan menghadapi kesulitan besar dalam mendapat pekerjaan. Mereka tiga kali lebih besar kemungkinan akan menganggur dibandingkan pekerja usia dewasa. Ditambahkan, perempuan muda akan lebih buruk lagi nasibnya dibandingkan laki-laki. ILO mencatat hanya 47,4 persen perempuan ikut serta dalam korps pekerja global tahun lalu dibandingkan dengan 72,3 persen untuk laki-laki.