Ryan Routh, tersangka pelaku upaya pembunuhan calon presiden Partai Republik Donald Trump, Minggu (15/9), ternyata pernah tinggal di Kyiv pada musim panas 2022. Ia mengatakan kepada media bahwa selama di sana, ia mendorong orang-orang untuk membantu perjuangan Ukraina.
CNN, Fox News, dan The New York Times mengidentifikasi pria asal Hawaii, Routh yang berusia 58 tahun, sebagai tersangka pelaku. Mereka merujuk pada pernyataan pejabat penegak hukum yang enggan disebutkan namanya. FBI menolak berkomentar dan Reuters tidak dapat memverifikasi identitasnya secara independen.
“Banyak konflik lain yang abu-abu tetapi konflik ini jelas hitam dan putih. Ini tentang kebaikan versus kejahatan,” kata Routh dalam sebuah wawancara yang diposting oleh Newsweek Romania pada Juni 2022. Komentarnya menunjukkan bahwa dia berada di Kyiv saat itu.
Sekitar empat bulan setelah Rusia melakukan invasi besar-besaran ke Ukraina, Routh menilai perang tersebut telah mencapai tahap krisis. Ia meminta bantuan komunitas internasional yang lebih massif untuk Ukraina.
Ketika ditanya tentang kegiatannya di Ukraina, Routh menjelaskan bahwa tujuan awalnya adalah ikut bertempur di medan peran. Namun, niat itu terhalang oleh faktor usia dan kurangnya pengalaman militer. Routh kemudian beralih ke upaya menyebarluaskan tujuan tersebut kepada orang lain.
“Jika pemerintah tidak akan mengirimkan pasukan militer mereka, maka kami, warga sipil, harus meneruskan perjuangan ini dan kami telah mendapatkan beberapa orang hebat di sini, tetapi itu hanya sebagian kecil dari jumlah yang seharusnya ada di sini,” kata Routh.
Reuters tidak dapat memverifikasi pernyataan itu secara independen.
Ratusan orang non-Ukraina ikut bertempur di medan perang melawan pasukan Rusia di Ukraina, sementara yang lainnya terlibat dalam upaya perekrutan.
Upaya Rekrutmen
International Legion, tempat banyak anggota bertugas, menyatakan bahwa mereka tidak memiliki hubungan dengan Routh.
“Kami ingin mengklarifikasi bahwa Ryan Wesley Routh tidak pernah menjadi bagian dari, terkait dengan, atau terkait dengan International Legion dalam kapasitas apa pun,” kata kelompok itu kepada Reuters. “Setiap klaim atau saran yang menunjukkan sebaliknya sama sekali tidak akurat.”
Routh juga mengungkapkan kepada kantor berita Semafor pada Maret 2023 bahwa ia berusaha merekrut pasukan Afghanistan yang dilatih oleh Amerika Serikat untuk membantu Ukraina melawan Rusia. Namun, Kementerian Pertahanan Ukraina belum setuju untuk memberikan visa bagi mereka.
Sebuah sumber resmi di Kyiv mengatakan bahwa pihak berwenang sedang menyelidiki perannya, jika ada, di Ukraina. Kementerian pertahanan tidak segera menanggapi permintaan komentar atas pernyataannya.
Artikel Semafor menyebut Routh sebagai kepala Pusat Relawan Internasional, yang dikatakan membantu orang asing yang ingin mengulurkan bantuan untuk Ukraina, baik secara militer maupun kemanusiaan.