Presiden Terpilih AS, Donald Trump, mengusulkan agar Kanada menjadi negara bagian ke-51 AS, namun Perdana Menteri Justin Trudeau menegaskan tidak ada peluang untuk itu. Usulan kontroversial ini memicu reaksi keras dari berbagai pihak di Kanada dan Amerika Serikat.
“Tidak ada peluang sama sekali bagi Kanada untuk menjadi bagian dari Amerika Serikat,” kata Trudeau melalui sebuah unggahan di X.
Trump Usulkan Kanada Jadi Bagian AS
Donald Trump, dalam pernyataannya di Mar-a-Lago, menyebutkan bahwa perbatasan antara AS dan Kanada hanyalah “garis buatan.” Ia juga menyatakan bahwa ia akan menggunakan “kekuatan ekonomi” untuk mewujudkan usulan tersebut. Pernyataan ini segera menjadi sorotan internasional, mengundang berbagai tanggapan dari pemimpin dan masyarakat Kanada.
“Para pekerja dan komunitas di kedua negara sama-sama mendapat manfaat dari status kami sebagai mitra dagang dan keamanan terbesar satu sama lain.”
“Bukan, kekuatan ekonomi,” jawab Trump. “Karena Kanada dan Amerika Serikat, itu benar-benar akan jadi sesuatu.”
Trump, yang sejak lama mengeluhkan surplus perdagangan Kanada terhadap AS, sebelumnya mengatakan kepada wartawan bahwa perbatasan kedua negara hanyalah “garis buatan.”
Tarif 25% dan Ancaman Ekonomi Trump
Trump juga mengancam akan memberlakukan tarif 25% pada barang impor dari Kanada. Langkah ini dianggap sebagai bagian dari tekanan ekonomi yang ia rencanakan. Namun, Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly menilai ancaman ini menunjukkan kurangnya pemahaman tentang kekuatan Kanada sebagai negara yang merdeka dan kuat.
Trudeau mengumumkan pada Senin (6/1) bahwa ia akan mengundurkan diri dalam beberapa bulan mendatang, mengalah pada tekanan dari para legislator yang khawatir atas menurunnya popularitas Partai Liberal yang dipimpinnya. Pemilu Kanada berikutnya harus digelar sebelum 20 Oktober, dan survei memprediksi kemenangan telak bagi Partai Konservatif yang kini menjadi oposisi resmi.
“Kanada tidak akan pernah menjadi negara bagian ke-51. Titik. Kami adalah negara yang hebat dan merdeka,” ujar pemimpin Partai Konservatif Pierre Poilievre dalam sebuah unggahan di X.