Gencil News – Direktur RSUD Soedarso, Agung Tjahyadi mengatakan pengembangan radioterapi dan jantung terpadu di rumah sakit Soedarso untuk menjawab kasus kanker dan jantung yang terus dilayani RS Soedarso.
Menurutnya, masih banyak kasus yang harus ditangani dan perlu optimalisasi pelayanan jantung di RSUD Soedarso.
“Salah satu upaya tersebut dengan membangun gedung terpadu yang fungsinya memadukan semua layanan jantung dan pembuluh darah dalam satu gedung. Mulai dari Unit Gawat Darurat, rawat jalan, kamar operasi, rawat intersif, dan rawat inap yang standar maupun VIP serta layanan prima medis lainnya yang terintegrasi,” terang Agung Tjahyadi, Senin (21/8).
Pembangunan gedung terpadu ini menggunakan dana DAK tahun 2022 sebesar 34. 569.000.000 saat ini telah selesai pembangunannya. Dan untuk kebutuhan perawatan kesehatan didukung oleh dana APBD sebesar 9.445.000.000 dan dana BUUD tahun 2033 sebesar 12.493.000.000.
Ia mengatakan pihaknya masih terus melengkapi alat-alat kesehatan di gedung terapi sebesar Rp22.692.000.000 yang direncanakan akan dipenuhi pada tahun 2024 melalui dana APBD dan BLUD.
“Oleh karena itu pemerintah provinsi Kalimantan Barat melengkapi kebutuhan penanganan cancer dengan membangun gedung radioterapi RSUD Soedarso yang dananya bersumber dari APBD sebesar RP23.234.000.000 tahun anggaran 2022,” terangnya.
Dijelaskannya ada tiga alat besar yang menggunakan anggaran DAK tahun 2023 sebesar 57
329.000.000
Ia juga menyampaikan bahwa mengusulkan rencana pembangunan gedung terpadu dua lantai yang direncanakan tahun 2024.
“Dengan harapan tahun 2025 seluruh layanan cancer secara paripurna bisa dilakukan di rumah sakit umum Soedarso,” harapnya.
Ia mengungkapkan bahwa RSUD Soedarso merupakan rumah sakit rujukan kelas A dan saat ini terus mengalami kenaikan dalam hal kunjungan pasien.
