Gencil News – Penjabat Gubernur Kalbar, Harisson secara resmi membuka Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Kalimantan tahun 2024.
Acara ini digelar di Aula Keriang Bandong, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat, dengan mengusung tema “Sinergi Kebijakan Pusat dan Daerah Mewujudkan The New Kalimantan.”
Rakorwil TPID menjadi agenda tahunan TPID Regional Kalimantan, bertujuan untuk memperkuat koordinasi dan sinergi antara TPID di berbagai provinsi Kalimantan dan TPIP.
Pertemuan ini juga diadakan untuk merespons perkembangan inflasi yang memerlukan perhatian di tengah dinamika kebijakan moneter global, serta untuk mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang tengah berlangsung.
Dalam sambutannya, Pj Gubernur Kalbar Harisson, menyampaikan bahwa inflasi di Provinsi se-Kalimantan pada September 2024 berhasil dikendalikan dan tetap berada dalam sasaran 2,5±1%. Beberapa capaian inflasi yang terjaga antara lain Kalimantan Timur (2,16%), Kalimantan Selatan (1,98%), Kalimantan Barat (1,79%), Kalimantan Utara (1,74%), dan Kalimantan Tengah (1,45%). Angka inflasi yang stabil ini, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), disebabkan oleh deflasi pada komoditas-komoditas yang tergolong dalam komponen harga bergejolak.
Rakorwil tahun ini menjadi kelanjutan dari rekomendasi Rakorwil TPID 2022 yang digelar di Kalimantan Selatan, dengan tema “Meningkatkan Peran Kerjasama Antar Daerah (KAD) dalam Menjaga Ketahanan Pangan dan Mendukung Pengendalian Inflasi Daerah.”
Berbagai hasil kesepakatan rakorwil tahun 2022 telah diterapkan, seperti operasi pasar, gerakan pangan murah, dan KAD.
Beberapa kota seperti Palangkaraya dan Bontang bahkan telah menginisiasi Kios Penyeimbang seperti Gerai TPID dan Wartek Inflasi.
Namun, Harisson menegaskan bahwa masih ada langkah-langkah yang perlu ditingkatkan, khususnya dalam meningkatkan partisipasi mitra-mitra pemerintah daerah.
“Tahun ini, dengan tema Sinergi Kebijakan Pusat dan Daerah Mewujudkan The New Kalimantan, saya berharap dapat lahir rekomendasi dan kebijakan untuk memperkuat sinergi pusat dan daerah demi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya.
Strategi 4K dan Fokus pada Efisiensi
Salah satu strategi yang menjadi perhatian utama Kalimantan Barat dalam menjaga inflasi adalah penerapan 4K, yaitu Ketersediaan Pasokan Bahan Pokok, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif. Pj Gubernur Harisson menilai bahwa strategi ini telah terbukti membantu menjaga stabilitas inflasi di Kalimantan Barat.
“Inilah dasar bagi kita untuk terus memastikan agar strategi yang diterapkan dapat berjalan dengan baik dan inflasi tetap terjaga,” tambahnya.
Harisson juga menekankan pentingnya pengendalian inflasi yang berbasis etiologi, yaitu analisis terhadap penyebab utama inflasi agar program pengendalian dapat dilakukan dengan lebih efisien.
Harapan dan Komitmen untuk Masa Depan
Di hadapan peserta Rakorwil TPID, Harisson memberikan pesan penting mengenai tantangan ke depan dalam menjaga stabilitas ekonomi di Kalimantan. Ia menekankan pentingnya komitmen dan sinergi yang kuat antara seluruh pihak yang terlibat, termasuk TPID, pemerintah daerah, dan pusat.
“Saya berharap semua pihak dapat fokus pada efisiensi dan bekerja bersama-sama untuk menjaga stabilitas ekonomi Kalimantan. Mari kita persiapkan diri menghadapi tantangan masa depan dengan komitmen dan kerja sama yang lebih erat,” tutup Harisson.