Gencil News – Program KB saat ini tidak hanya diperuntukkan bagi wanita, namun pria juga bisa melakukan KB untuk mencegah kehamilan pada istri.
Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, Eny Gustina mengatakan, program KB dilakukan untuk pengendalian populasi dan penurunan fertilitas serta pemenuhan hak-hak reproduksi.
Menurutnya, partisipasi pria menjadi penting dalam KB dan kesehatan reproduksi karena pria adalah “partner” wanita dalam reproduksi dan seksual.
Karenanya, pria dan wanita harus berbagi tanggung jawab.
Namun, dikatakannya hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 menunjukkan kesertaan pria dalam ber-KB masih rendah. Untuk kondom sebesar 2,5% dan vasektomi 0,2%.
Berdasarkan data New SIGA BKKBN tahun 2022, diketahui capaian kesertaan KB pria sebesar 2,48% atau hanya memenuhi 46,52% dari target yang telah ditetapkan sebesar 5,33%.
“Upaya untuk meningkatkan partisipasi pria dalam pemakaian kontrasepsi telah kami lakukan secara intensif dan terus menerus,” terangnya.
BKKBN memandang dokter umum yang telah mendapatkan kompetensi sangat besar dalam peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB, termasuk vasektomi. Beberapa pelayanan KB memang harus ditangani oleh dokter yang telah mendapat kewenangan untuk itu.
Sebut saja, pelayanan vasektomi, tubektomi, implan, dan pelayanan metode kontrasepsi hormonal pada wanita dengan kondisi tertentu yang hanya boleh dilayani oleh dokter, seperti wanita dengan hipertensi.
Vasektomi atau Metode Operasi Pria (MOP) adalah operasi kecil yang dilakukan untuk mencegah transportasi sperma pada testis dan penis dengan harapan air mani yang keluar ketika ejakulasi tidak lagi mengandung sel sperma. Vasektomi merupakan prosedur yang sangat efektif untuk mencegah terjadinya kehamilan karena bersifat permanen.