Gencil News – VOA – Kasus campak di Eropa melonjak, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Selasa (28/5) mengeluarkan peringatan keras terkait lonjakan kasus campak di seluruh Eropa untuk tahun kedua berturut-turut. Jumlah kasus yang tercatat pada tahun ini di prediksi akan segera melampaui rekor tertinggi yang tercatat pada tahun 2023.
“Kasus campak di seluruh Eropa terus meningkat, dengan jumlah kasus yang tercatat pada tahun ini akan segera melampaui jumlah total kasus yang di laporkan sepanjang 2023,” kata WHO dalam pernyataannya.
Hingga tiga bulan pertama tahun 2024. Sebanyak 56.634 kasus campak dan empat kematian telah di laporkan di 45 dari 53 negara di wilayah WHO Eropa. Yang juga mencakup Asia Tengah. Angka ini hanya berkurang 5.000 kasus di bandingkan dengan total kasus pada tahun 2023. Dan 60 kali lebih banyak dibandingkan dengan 941 kasus yang dilaporkan pada tahun 2022.
Melihat situasi yang mengkhawatirkan ini, WHO meminta negara-negara di wilayahnya untuk meningkatkan upaya vaksinasi sebagai upaya memerangi wabah campak.
“Saya mendesak semua negara untuk segera mengambil tindakan, meskipun cakupan imunisasi secara keseluruhan tinggi, untuk memvaksinasi kelompok rentan, menutup kesenjangan kekebalan, dan dengan demikian mencegah penyebaran virus ke komunitas mana pun,” kata Direktur WHO Eropa Hans Kluge.
Campak adalah penyakit yang sangat menular yang di sebabkan oleh virus.
Penyakit ini mudah menular ketika penderita bernapas, batuk, atau bersin. Gejala campak biasanya berupa ruam, pilek, batuk, dan mata berair. Komplikasi dari campak dapat menyebabkan berbagai kondisi serius.
Vaksinasi adalah cara paling efektif untuk mencegah campak. Setidaknya 95% anak-anak di suatu wilayah perlu mendapatkan vaksinasi lengkap untuk mencegah wabah campak.
Hampir separuh dari kasus campak yang tercatat pada tahun 2023 melibatkan anak-anak di bawah usia lima tahun. Hal ini, menurut WHO, mencerminkan “jumlah anak yang belum mendapatkan vaksinasi rutin terhadap campak dan penyakit lain yang dapat di cegah dengan vaksin selama pandemi COVID-19. Di tambah dengan pemulihan cakupan vaksinasi yang lambat pada tahun 2021 dan 2022.”
Wabah campak saat ini telah terjadi di 27 dari 33 negara di wilayah WHO Eropa di mana penyakit ini sebelumnya telah berhasil di eliminasi. Azerbaijan, Kirgistan, dan Kazakhstan adalah negara-negara yang paling terkena dampak.
Dengan tingkat kejadian masing-masing 2.771,15, 2.148,66, dan 1.851,01 per juta penduduk antara April 2023 dan Maret 2024. Austria adalah satu-satunya negara Eropa Barat yang masuk dalam 10 besar negara dengan tingkat kejadian campak tertinggi, dengan 50,90 per juta penduduk.