Kekerasan geng di Haiti telah menyebabkan lebih dari satu juta orang mengungsi, termasuk anak-anak, menurut laporan terbaru yang dirilis oleh Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) pada Selasa (14/1). Laporan ini menyoroti krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di negara tersebut.
Jumlah Pengungsi Internal Tertinggi dalam Sejarah Haiti
Menurut juru bicara IOM, Kennedy Okoth Omondi, jumlah pengungsi internal akibat kekerasan geng di Haiti telah mencapai angka tertinggi dalam sejarah.
“Penting untuk dicatat bahwa saat ini, Haiti menghadapi jumlah pengungsi internal terbesar akibat kekerasan geng yang pernah tercatat dalam sejarah,” kata juru bicara IOM Kennedy Okoth Omondi kepada wartawan pada sebuah jumpa pers hari Selasa di Jenewa, Swiss.
Meningkatnya Kekerasan Geng di Haiti
Kekerasan geng yang terus meningkat telah menciptakan situasi keamanan yang sangat memprihatinkan. Sebagian besar warga Haiti harus mengungsi beberapa kali, menambah beban krisis kemanusiaan di negara tersebut. Okoth Omondi menekankan bahwa kondisi ini mencerminkan tantangan besar yang dihadapi masyarakat Haiti.
Dampak Deportasi Terhadap Krisis Pengungsi
Yang memperburuk situasi adalah meningkatnya krisis deportasi. Tahun lalu, IOM melaporkan bahwa sekitar 200.000 warga Haiti yang mengungsi ke Republik Dominika dideportasi secara paksa kembali ke Haiti.
Okoth Omondi menyoroti bahwa deportasi ke negara-negara yang sudah menghadapi tantangan keamanan dan kemanusiaan yang meningkat bukanlah solusi yang bermanfaat. “Deportasi atau pemulangan paksa hanya akan memperburuk krisis yang ada,” tambahnya.
PBB: Separuh Anggota Geng Bersenjata Adalah Anak-Anak
Kondisi ini semakin mengkhawatirkan dengan laporan bahwa separuh dari anggota geng bersenjata di Haiti adalah anak-anak. PBB melaporkan bahwa kekerasan geng telah menewaskan sedikitnya 5.601 orang pada tahun 2024, melukai lebih dari 2.200 orang, dan menyebabkan 1.494 penculikan.
“Angka-angka ini saja tidak bisa menggambarkan kengerian yang terjadi di Haiti, namun menunjukkan kekerasan yang tak henti-hentinya menimpa masyarakat,” kata Volker Turk, komisaris tinggi urusan HAM PBB
Kebijakan Deportasi dan Perlindungan Sementara
Okoth Omondi menolak berkomentar tentang kebijakan deportasi negara lain, tetapi ia menyiratkan bahwa kebijakan perlindungan sementara bagi pencari suaka yang melarikan diri dari kekerasan di Haiti perlu diperhatikan.
Pemerintah AS yang baru, dipimpin oleh Presiden terpilih Donald Trump dan Wakil Presiden JD Vance, telah menyiratkan rencana untuk membatasi kebijakan perlindungan ini seiring dengan upaya mereka menerapkan deportasi massal terhadap imigran tidak berdokumen.