Scroll untuk baca artikel
Mempawah

Pelabuhan Kijing Mempawah Tingkatkan Kontribusi Kelapa Sawit Di Kalbar

×

Pelabuhan Kijing Mempawah Tingkatkan Kontribusi Kelapa Sawit Di Kalbar

Sebarkan artikel ini
Pelabuhan Kijing Mempawah Tingkatkan Kontribusi Kelapa Sawit Di Kalbar
Pelabuhan Kijing Mempawah Tingkatkan Kontribusi Kelapa Sawit Di Kalbar

Gencil News – Pelabuhan Internasional Kijing Kabupaten Mempawah nantinya akan melakukan kontribusi kelapa sawit bagi daerah itu.

Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Kalimantan Barat Heronimus Hero mengungkapkan saat ini Pelabuhan Internasional Kijing sudah melakukan uji coba.

“Selama ini semua penghasilan bumi khatulistiwa ini diekspor dari pelabuhan luar, sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada. Nah, dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari crude palm oil  CPO Kalbar,” ujarnya

Heronimus Hero mengungkapkan saat ini produksi CPO atau minyak mentah kelapa sawit sudah mencapai 3,4 juta ton per tahun.

Namun mengekspor melalui pelabuhan luar maka pajak ekspor untuk daerah penghasil CPO tidak ada. Selama ini dari berbagai jenis pajak Kalbar hanya mendapat Rp200 miliar.

Sementara itu, menurutnya jika ekspor CPO melalui Pelabuhan Kijing dengan asumsi 1 juta ton CPO saja dan setiap 1 ton kalau harga 650 dolar AS itu dapat 50 dolar AS untuk pajak.

Maka ada Rp750 miliar penerimaan dari pajak.

“Saya yakin ekspor nanti lebih dari 1 juta ton. Kalau mengeskpor 3 juta ton maka mendapatkan Rp1,5 triliun dari pajak ekspornya,” terangnya

Ia kemudian membandingkan bahwa sirkulasi APBD di Kalbar sendiri saat ini hanya Rp6 triliun per tahun. Sedangkan untuk hasil dari ekspor CPO sendiri ada Rp30 triliun.

“Potensi sangat besar, pelaku usaha perkebunan sawit Pelabuhan Kijing tinggal mengelola dan memanfaatkannya tersebut. Sehingga kontribusinya semakin besar bagi masyarakat dan daerah,” kata dia. Selain itu, kata dia, Pelabuhan Kijing memotong biaya logistik.

Kepada perusahaan perkebunan ia tetap berpesan  selama mengekspor CPO ke negara luar maka isu lingkungan harus menjadi perhatian. Pembangunan harus terus jalan namun kelestarian lingkungan tetap menjadi prioritas.

“Bagi pelaku usaha perkebunan aspek lingkungan harus menjadi prioritas. Terjadinya karhutla harus dicegah dan lainnya. Semua mata melihat untuk ketelusuran produk sawit,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *