Scroll untuk baca artikel
Mimbar Islam

Adab-adab yang harus Diperhatikan di Hari Jum’at

×

Adab-adab yang harus Diperhatikan di Hari Jum’at

Sebarkan artikel ini
Adab-adab yang harus Diperhatikan di Hari Jum’at
Adab-adab yang harus Diperhatikan di Hari Jum’at

Gencil News- Adab-adab yang harus Diperhatikan di Hari Jum’at. Alhamdulillah, hari ini adalah hari Jum’at. Tentu, di hari ini nanti kita akan menunaikan ibadah yang istimewa, yaitu menunaikan Sholat Jum’at.

Untuk itulah, bagi kita yang hendak menunaikan Sholat Jum’at, disunnahkan untuk melakukan beberapa adab, yang ditunjukkan sebagaimana dalam hadits-hadits Nabi Muhammad shollallohu alaihi wa sallam berikut ini:  

1. Hadits dari Salman Al-Farisi rodhiyallohu anhu, dia mengatakan bahwa Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: 

لاَ يَغْتَسِلُ رَجُلٌ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَيَتَطَهَّرُ مَا اسْتَطَاعَ مِنَ الطُّهْرِ، وَيُدَهِّنُ مِنْ دُهْنِهِ، أَوْ يَمَسُّ مِنْ طِيْبِ بَيْتِهِ، ثُمَّ يَخْـرُجُ فَلاَ يُفَرِّقُ بَيْنَ اثْنَيْنِ، ثُمَّ يُصَلِّي مَا كُتِبَ لَهُ، ثُمَّ يَنْصِتُ إِذَا تَكَلَّمَ اْلإِمَامُ، إِلاَّ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ اْلأُخْرَى. “

“Tidaklah seseorang mandi pada hari Jum’at, lalu bersuci (berwudhu) dengan sebaik-baiknya. Setelah itu berminyak rambut atau memakai wangi-wangian dari rumahnya. Kemudian keluar (menuju masjid), tidak memisahkan antara dua orang (ketika dia berjalan di dalam masjid), lalu dia sholat sunnah semampunya, lantas dia diam ketika imam berkhutbah, melainkan akan diampuni dosanya antara Jum’at itu dan Jum’at yang lain.”

(HR Al-Bukhari, sebagaimana dalam  Fat-hul Baari (2/370), hadits no. 883. Disebutkan pula dalam Shohih Al-Jaami’ush Shoghiir (no. 7736) )

2. Hadits dari Abu Sa’id ridhiyollahu anhu, dia berkata: 

“Barangsiapa mandi pada hari Jum’at, lalu mengenakan baju terbaiknya, dan mengenakan minyak wangi, jika ada. Kemudian menghadiri shalat Jum’at dan tidak melangkahi orang-orang. Setelah itu dia shalat semampunya, lantas diam ketika imam keluar (untuk berkhutbah) hingga selesai shalat. Maka itu semua adalah penghapus dosa antara Jum’at itu dan Jum’at sebelumnya.”

(HR Abu Dawud, sebagaimana dalam  Aunul Ma’buud Syarh Sunan Abi Dawud (2/7) no. 339, dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani rohimahulloh dalam Shahiih Al-Jaami’ush Shaghiir (no. 6066)],

Faedah Hadits:

Dari hadits-hadits tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa diantara adab-adab bagi orang yang hendak mendatangi sholat Jum’at di masjid adalah sebagai berikut:

1. Hendaknya dia mandi lebih dulu (dengan mandi seperti mandi junub), untuk menunaikan sholat Jum’at.

2. Hendaknya dia berwudhu dengan benar dan sempurna.

3. Hendaknya dia berhias seindah mungkin sesuai kemampuan, seperti: memakai baju yang bagus, memakai minyak rambut, dan memakai minyak wangi.

4. Hendaknya dia berjalan ketika melangkah menuju masjid.

5. Hendaknya dia berusaha datang ke masjid lebih awal dari orang yang lainnya, agar dia mendapatkan keutamaan tempat di shof yang paling depan, dan juga keutamaan dicatat oleh Malaikat yang berjaga di pintu-pintu masjid sebagai orang yang bersedekah dengan sesuatu yang paling mahal dan paling besar pahalanya.

6. Hendaknya dia berjalan di dalam masjid dengan sopan santun, jangan memisah antara dua orang yang duduk, dan jangan melompati pundak-pundak (bahu) mereka.

7. Sebelum duduk di masjid, hendaknya dia sholat tahiyyatul masjid lebih dulu, kemudian sholat Sunnah mutlak sebanyak mungkin semampunya, sampai khotib telah datang untuk menyampaikan khutbah.

8. Duduk diam mendengarkan khutbah yang disampaikan oleh khotib.

9. Siapa saja yang bisa dan mampu melakukan adab-adab seperti tersebut di atas dengan ikhlas karena Alloh, insya Alloh dia akan mendapatkan balasan pahala dan keutamaan yang sangat besar, yaitu diampuni dosa-dosanya selama sepekan, yaitu dosa-dosa yang terjadi antara Jum’at yang lalu dengan Jum’at hari ini.

Demikianlah beberapa adab yang sepantasnya kita lakukan di setiap hari Jum’at seperti ini, agar dengan sebab itu Alloh ta’ala akan mengampuni dosa-dosa kita selama sepekan yang lalu.

Sengaja kami tidak membahas hukum masing-masing point-point di atas secara panjang lebar, kuatir terlalu panjang dan memang bukan sekarang pembahasannya. Insya Alloh lain waktu akan dibahas pada tempatnya.

Hanya kepada Alloh ta’ala sajalah kita memohon Taufiq-Nya, agar kita selalu diberikan kemudahan untuk melakukan amal sholih dan ketaatan kepada-Nya. (Abu Abdirrohman Yoyok WN Sby)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *