Gencil News – Dan Ramadhanku Pergi namun Kita Belum Tentu Bertemu Kembali. Pagi ini Ramadhan seolah mendekap hangat.
Sambil tersenyum ia seolah berkata,
“Terima kasih untuk semua jamuanmu …
Kini tiba masaku tuk pergi.
Kan kuceritakan kepada Rabbku semua kesan saat kita bersama.
Saat engkau menantiku dengan ru’yah dan hisab.
Kau bahkan berdebat demi memastikan kedatanganku, sungguh sambutan yang indah.
Terima kasih untuk jamuan tahajudmu…
Jamuan tilawahmu…
Jamuan sedekahmu
Dan jamuan amal sholeh lainnya.
Kudoakan, semoga semua jamuan ketaatan itu diterima disisi-Nya.
Ku berharap agar jamuan yang sama kau hidangkan untuk kawan-kawanku yang akan datang lagi menemanimu, Syawal, Dzulqo’dah dan bulan-bulan lainnya.
Mungkin mereka tak semulia aku, namun Rabb kita sama.
Tingkatkan amal sholehmu dan bersungguh-sungguhlah.
Karena saat bersama mereka nanti, amal-amalmu tak mendapat jaminan dilipatgandakan seperti saat kita bersama.”
Selamat tinggal…
Sampai jumpa di musim yang akan datang.
Aku pasti kembali, In Syaa Allah…
Namun apakah engkau masih disini…?
Di kehidupan dunia ini…?
Entahlah…
Semoga ini bukan ramadhan terakhirmu…
Aamiin…
Oh ya…
Masih tersisa beberapa saat untuk kebersamaan kita…
Maukah engkau mendekapku lebih erat dengan do’a dan tilawahmu…?
Ku ingin mendengarnya untuk yang terakhir kali, sebelum aku benar-benar pergi
Penulis: Ustadz. Aan Chandra Thalib El Gharantaly