Gencil News – Bulan Dzulhijjah bukan hanya identik dengan Hari Raya Idul Adha dan ibadah haji, tetapi juga menjadi momen istimewa untuk meraih pahala berlipat ganda melalui amalan-amalan sunnah, salah satunya puasa 9 hari Dzulhijjah.
Dilansir dari laman NU Online, Syekh Zakaria al-Anshari dalam kitab Asna al-Mathalib menjelaskan bahwa puasa 9 hari pertama Dzulhijjah, yaitu tanggal 1 hingga 9, disunnahkan bagi seluruh umat Islam, baik yang berhaji maupun tidak.
Keutamaan Puasa 9 Hari Dzulhijjah:
- Menghapus Dosa Setahun: Hadits dari Abu Hurairah RA meriwayatkan, “Siapa yang berpuasa di bulan Dzulhijjah sebanyak 9 hari, maka (puasa) itu menghapus dosa setahun sebelumnya dan setahun setelahnya.” (HR. An-Nasai)
- Mendapat Pahala Berlipat Ganda: Puasa di bulan Dzulhijjah memiliki keutamaan yang luar biasa, seperti pahala yang berlipat ganda. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada hari-hari yang lebih afdhal untuk berpuasa di dalamnya selain bulan Ramadhan, dan tidak ada hari-hari yang lebih afdhal untuk berpuasa di luar Ramadhan selain sepuluh hari Dzulhijjah.” (HR. Ahmad)
- Menyempurnakan Ibadah Haji: Bagi jamaah haji, puasa Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) memiliki keutamaan yang sangat besar. Bahkan, Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmu’ menyebutnya sebagai wajib bagi jamaah haji.
Untuk pelaksanaan puasa 9 hari Dzulhijjah ini sama seperti puasa pada umumnya. Niat puasa dilakukan pada malam hari atau sejak terbenamnya matahari hingga terbit fajar.
Adapun bacaan niatnya sebagai berikut:
Niat Puasa 9 Hari Bulan Dzulhijjah:
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunah bulan Dzulhijjah karena Allah ta’âlâ.”
Apabila lupa niat puasa pada malam hari, umat Islam boleh membacanya ketika saat siang hari yakni dari pagi hingga sebelum matahari tergelincir atau waktu zuhur. Adapun bacaan niatnya sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunah bulan Dzulhijjah hari ini karena Allah ta’âlâ.”
Puasa Tarwiyah
Dijelaskan sedikit di atas, puasa tarwiyah merupakan bagian dari puasa 9 hari Dzulhijjah. Puasa ini merupakan awal dari rangkaian ibadah haji.
Para jemaah mulai mempersiapkan diri untuk melaksanakan wukuf di Arafah. Sementara umat Islam lainnya yang tidak berhaji dapat menjalankan ibadah puasa tarwiyah.
Hukum pelaksanaan puasa tarwiyah adalah sunah. Kesunahannya secara khusus dijelaskan Imam Syafi’i.
Berikut bacaan niat puasa tarwiyah:
– Niat Puasa Malam Hari
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunah Tarwiyah karena Allah ta’âlâ.”
– Niat Puasa Siang Hari Jika Lupa
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i tarwiyata sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunah Tarwiyah hari ini karena Allah ta’âlâ.”
Puasa Arafah
Puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, sehari sebelum Idul Adha. Dalam sebuah hadis dijelaskan keutamaan puasa ini bisa menghapus dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang. Seperti ini bunyi hadisnya:
“Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang. Dan puasa asyura (10 Muharram) menghapus dosa setahun yang lepas,” (HR. Muslim).
Pelaksanaan puasa ini sama seperti puasa pada umumnya. Namun berbeda dalam redaksi niat. Berikut ini bacaan niatnya:
– Niat Puasa Malam Hari
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunah Arafah karena Allah ta’âlâ.”
– Niat Puasa Siang Hari Jika Lupa
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِعَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunah Arafah hari ini karena Allah ta’âlâ.”