Scroll untuk baca artikel
Nasional

Beras Naik, Mendagri Sarankan Masyarakat Konsumsi Sagu Atau Jagung

×

Beras Naik, Mendagri Sarankan Masyarakat Konsumsi Sagu Atau Jagung

Sebarkan artikel ini
Tito mengungkapkan, masyarakat bisa mengkonsumsi berbagai jenis makanan pokok pengganti beras, seperti sagu, jagung, talas, kentang, ubi jalar, hingga sukun. Menurutnya, diversifikasi pangan dapat membantu masyarakat untuk menekan biaya hidup.
"Saran saya untuk kita semua warga Indonesia ya, kuncinya salah satunya selain stok, adalah diversifikasi pangan. Tolong ditekankan betul, diversifikasi pangan. Jadi tidak hanya andalkan beras sebagai makanan pokok, tapi juga yang karbo yang lain," tutur Tito kepada awak media, Selasa (3/10).

Gencil News – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengimbau masyarakat untuk tidak mengandalkan beras sebagai makanan pokok. Hal ini disampaikan Tito menanggapi kenaikan harga beras yang terus terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

“Saran saya untuk kita semua warga Indonesia ya, kuncinya salah satunya selain stok, adalah diversifikasi pangan. Tolong ditekankan betul, diversifikasi pangan. Jadi tidak hanya andalkan beras sebagai makanan pokok, tapi juga yang karbo yang lain,” tutur Tito kepada awak media, Selasa (3/10).

Tito mengungkapkan, masyarakat bisa mengkonsumsi berbagai jenis makanan pokok pengganti beras, seperti sagu, jagung, talas, kentang, ubi jalar, hingga sukun. Menurutnya, diversifikasi pangan dapat membantu masyarakat untuk menekan biaya hidup.

“Banyak sekali yang bisa jadi pengganti bahan pokok dan itu sehat, kita tahu beberapa jenis beras itu kan banyak sekali mengandung gula, enggak bagus buat kesehatan. Sementara seperti ketela, ini orang kota malah sudah banyak beralih ke makanan non beras,” jelasnya.

Tito juga mengingatkan masyarakat untuk membiasakan diri tidak bergantung dengan beras. Ia menilai bahwa diversifikasi pangan merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional.

“Diversifikasi pangan ini penting, jadi kita enggak hanya bergantung pada satu komoditas saja. Jadi kalau ada yang naik, kita masih ada alternatif lain,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *