Scroll untuk baca artikel
Nasional

Generasi Strawberry, Tingkat Depresi dan Kecenderungan Bunuh Diri

×

Generasi Strawberry, Tingkat Depresi dan Kecenderungan Bunuh Diri

Sebarkan artikel ini
Generasi Strawberry, Tingkat Depresi dan Kecenderungan Bunuh Diri
Generasi Strawberry, Tingkat Depresi dan Kecenderungan Bunuh Diri

Kasus bunuh diri kembali terjadi. Mahasiswi Universitas Indonesia mengakhiri hidup beberapa hari sebelum wisuda. Kasus tersebut menambah deretan kasus bunuh diri di kalangan siswa dan mahasiswa di Tanah Air. Benarkah ini konsekuensi dari generasi rapuh?

GENCIL NEWS – Cempaka (bukan nama asli) berkisah tentang kawan kuliahnya yang mengalami depresi akibat putus cinta.

“Dia nangis berhari-hari setelah putus, sering histeris. Pernah kabur dari kos, jalan kaki. Saya ikuti dari belakang, karena khawatir keadaannya. Dia tidak mau pulang, sampai jam sebelas malam jalan kaki,” kata Cempaka kepada VOA.

Tentu Cempaka mengkhawatirkan kondisi mental kawannya yang sedang putus cinta itu. Mereka dulu sempat tinggal satu kos, tetapi kemudian terpisah karena kawannya cenderung menarik diri setelah mengalami tekanan akibat putus cinta.

Meski sekadar cerita percintaan, kisah semacam ini bukan persoalan sepele.

“Dia bilang ke saya, kalau dia merasa sendiri, dan dia juga bilang kalau merasa ingin bunuh diri,” kata Kartika (nama samaran) dosen yang dekat dengan mahasiswa itu.

Sebuah tali yang digunakan untuk sebuah hukuman mati di Afghanistan, sebagai ilustrasi. Di Asia Tenggara, Indonesia mencatatkan jumlah rerata bunuh diri 3,7 orang per 100 ribu populasi. (Foto: AP)
Sebuah tali yang digunakan untuk sebuah hukuman mati di Afghanistan, sebagai ilustrasi. Di Asia Tenggara, Indonesia mencatatkan jumlah rerata bunuh diri 3,7 orang per 100 ribu populasi. (Foto: AP)

Kartika menyarankan mahasiswa itu untuk menemui konselor professional karena dia sadar tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk memberikan pendampingan.

Banyak kasus bunuh diri berawal dari depresi yang tidak menemukan jalan keluar, baik karena masalah asmara, keluarga, kuliah atau pertemanan. Di kalangan mahasiswa saja, sepanjang setahun terakhir bisa ditemukan pemberitaan bunuh diri yang tersebar di banyak kota. Pada September 2022, di Semarang setidaknya ada dua mahasiswa bunuh diri dan satu mencoba bunuh diri, dengan dua kasus disebabkan putus cinta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *