Scroll untuk baca artikel
Nasional

Mengenang Jatuhnya Pesawat Tujuan Pontianak, 62 Penumpang tewas

×

Mengenang Jatuhnya Pesawat Tujuan Pontianak, 62 Penumpang tewas

Sebarkan artikel ini
Mengenang Jatuhnya Pesawat Tujuan Pontianak, 62 Penumpang tewas
Mengenang Jatuhnya Pesawat Tujuan Pontianak, 62 Penumpang tewas

Gencil News– Pesawat terbang Sriwijaya Air hilang kontak setelah lima menit lepas landas dari Bandara terpadat Indonesia Soekarno Hatta, Cengkareng, Tangerang Banten.

Kementerian Perhubungan membenarkan bahwa pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak dengan nomor penerbangan SJY 182 hilang kontak.

Pesawat menghantam lautan dan semua penumpang meninggal dunia.

Kecelakaan pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ182 jatuh di sekitar Kepulauan Seribu.

Pesawat tersebut terbang dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta ke Bandar Udara Internasional Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat.

Baru 4 menit terbang, pesawat Sriwijaya Air SJ182 mengalami kecelakaan dan jatuh pada 9 Januari 2021.

Pesawat tersebut mengangkut sebanyak 62 orang, terdiri dari 12 kru dan 50 penumpang. Tujuan pesawat yakni rute Jakarta-Pontianak.

Pesawat yang dipakai dalam penerbangan ini adalah Boeing 737-500 yang telah berusia 26 tahun dengan kode registrasi PK-CLC (MSN 27323).

United Airlines mulai 1 Oktober 2010 menggunakan pesawat ini dengan nomor registrasi N27610 sebelum akhirnya bergabung dengan armada Sriwijaya Air pada tahun 2012.

Sriwijaya Air menamai pesawat ini “Citra”.

Dari berbagai sumber, di antara penumpang yang tewas dalam kecelakaan tersebut yaitu Mulyadi P. Tamsir, mantan Ketum PB HMI dan politikus Partai Hanura.

Pesawat dipiloti oleh Kapten Afwan, mantan penerbang di TNI Angkatan Udara dengan Kopilot Diego Mamahit.

Menurut AirNav Radarbox, pesawat mengalami penurunan ketinggian yang cepat selama fase pendakian dari 10.900 kaki menjadi 7.650 kaki pada pukul 14.40 WIB (07.40 UTC).

Flightradar24 melaporkan bahwa empat menit setelah lepas landas, pesawat turun 10 ribu kaki dalam satu menit.

Kontak Terakhir

Kontak terakhirnya dengan pemandu lalu lintas udara adalah pada pukul 14.40 WIB. Pesawat dilaporkan menukik ke Laut Jawa.

Laporan pertama kecelakaan pesawat di Kepulauan Seribu pada pukul 14.30 WIB ketika seorang nelayan melaporkan bahwa sebuah pesawat jatuh dan meledak di laut.

Pihak Kementerian Perhubungan menyatakan pesawat sempat mengalami sebuah kondisi tidak normal selama penerbangan.

Pesawat tersebut meninggalkan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta sesuai prosedur. Pesawat kemudian diizinkan untuk terbang pada ketinggian 29,000 ft.

Fase Pendakian

Selama fase pendakian, jalur Penerbangan 182 melenceng menuju arah barat laut.

Pemandu lalu lintas udara kemudian menanyakan kondisi tersebut kepada para awak, tetapi pesawat tersebut hilang dari pantauan radar beberapa detik kemudian.

Pada pukul 14:39:47, di ketinggian 10,600 kaki, pengatur tenaga mesin throttle bagian kiri kembali mundur, sedangkan yang kanan masih tetap. Pesawat kemudian mulai berbelok kikiri.

Pada pukul 14:40:05, di ketinggian 10,900 kaki, pesawat mulai turun, dan autopilot tidak aktif. Pesawat mulai pitch up dan miring ke kiri.

Pengatur tenaga mesin bagian kiri kembali berkurang sedangkan yang kanan tetap.

Lima detik kemudian, FDR mencatat autothrottle tidak berfungsi dan pesawat menunduk 10° derajat kebawah. FDR berhenti merekam 20 detik kemudian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *