Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Rabu (6/11), mengatakan pasukan Turki menangkap istri mantan pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi yang tewas dalam serangan pasukan khusus AS di Suriah.
Dalam pidato televisi yang disiarkan secara Nasional di Ankara, Erdogan mengatakan “Kami menangkap istrinya, tetapi tidak sesumbar seperti Amerika. Kami juga menangkap saudara perempuannya dan kami tidak sesumbar seperti Amerika.”
“Saya mengumumkan hal ini hari ini, untuk pertama kalinya,” kata Erdogan, sambil mengecam Amerika karena melakukan ‘kampanye komunikasi’ tentang pembunuhan Baghdadi.
Pemimpin Turki itu tidak mengungkapkan rincian mengenai bagaimana istri Baghdadi ditangkap.
Pengumuman Erdogan itu datang hanya beberapa hari setelah pasukan Turki berhasil menangkap kakak perempuan al-Baghdadi, yang bernama Rasmiya Awad di Azaz, provinsi Aleppo, Suriah barat laut.
Turki memanfaatkan kedua kejadian ini untuk menekankan bahwa pihaknya bertempur melawan ISIS. Akhir-akhir ini, Turki dihadapkan pada tuduhan bahwa ofensif militer Turki bulan lalu untuk mengusir milisi Kurdi Suriah dari Suriah timur laut akan memberi peluang munculnya kembali kelompok Islamis militan itu.
Azaz adalah bagian dari kawasan yang dikuasai Turki menyusul serangan ke dalam wilayah Suriah untuk mengusir milisi ISIS dan Kurdi yangdimulai tahun2016. Kelompok Suriah yang bersekutu mengelola daerah itu yang dikenal sebagai zona Perisai Euphrat.
Awad ditemani oleh suaminya, menantu, dan lima anak ketika ditangkap. Seorang pejabat Turki mengatakan, kakak perempuan Baghdadi yang berusia 65 tahun itu dicurigai berafiliasi dengan ISIS dan menyebutpenangkapannya sebagai ”butir emas” intelijen.
Tidak jelas apakah penangkapan Awad telah mengarahkan intelijen sehingga Turki berhasil menangkap istri Baghdadi.
Salah satu staf pembantu Baghdadi mengatakan, pemimpin ISIS yang jarang tampil didepan umum itu punya empat istri.
Pemimpin ISIS itu meledakkan dirinya ketika berlangsung serangan oleh pasukan khusus Amerika tanggal 26 Oktober di sebuah rumah tempat berlindung yang dibentengi secara kuat di provinsi Idlib.
Salah satu istri al-Baghdadi lainnya diketahui adalah warga Irak bernama Nour, dan putri dari salah satu pembantunya, Abu Abdullah al-Zubaie. Dia berhasil diidentifikasi karena disebut oleh ipar al-Baghdadi, Mohamad Ali Sajit, dalam sebuah wawancara dengan TV al-Arabiya.
Juga seorang bekas istri al-Baghdadi lainnya ditangkap di Lebanon pada 2014, tetapi dibebaskan setahun kemudian dalam pertukaran tawanan dengan al-Qaeda.
Bekas Istri al-Baghdadi itu yang berkewarganegaraan Irak, Saja al-Dulaimi, melarikan diri dari al-Baghdadi pada 2009 ketika dia sedang hamil. Al-Baghdadi juga pernah mengawini seorang remaja Jerman pada 2015, yang dilaporkan melarikan diri setahun kemudian.