Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Kisah Guru Disabilitas yang Mengajar Anak-Anak Difabel

×

Kisah Guru Disabilitas yang Mengajar Anak-Anak Difabel

Sebarkan artikel ini
Kisah Guru Disabilitas yang Mengajar Anak-Anak Difabel
Kisah Guru Disabilitas yang Mengajar Anak-Anak Difabel

Sosok guru inspiratif seringkali menjadi kisah penyemangat saat peringatan Hari Guru Nasional (HGN). Begitu pula dengan peringatan HGN tahun 2020 ini.

Seorang guru penyandang disabilitas yang memiliki kisahnya sendiri mengajar anak-anak difabel pada Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Batang, Jawa Tengah.

Hikmat, adalah seorang tunadaksa dan mengaku pertama kali tertarik menjadi guru ketika ia mengajarkan musik kepada anak-anak difabel.

Selanjutnya, Dari aktivitasnya mengajar anak-anak difabel, ia memahami nilai ketulusan dan kepedulian.

Tak jarang, para murid hikmat dengan sukarela menghapus papan tulis, merapikan alat belajar.

Hingga membantu mendorongkan skateboard yang ia gunakan untuk mempermudah mobilitasnya.

Baca juga  Segera Sinkronasi Dapodik Agar Dana BOS 2023 Bisa Cair

Bagi Hikmat, keterbatasan yang ia miliki justru menjadi teladan bagi muridnya untuk bersemangat mengejar mimpi meski ia mengalami keterbatasan.

“Menjadi sebuah kebanggaan dan nilai plus, bisa menjadi role model dalam pembelajaran. Di saat itu saya bangkit memanfaatkan keadaan saya. Saya tidak boleh mengeluh karena jika saya mengeluh, mereka akan putus asa,” tuturnya.

Ketika pembelajaran tatap muka berlangsung, kelas Hikmat maka menyesuaikan dengan kondisi keterbatasannya.

Selain itu, Siswa-siswa belajar secara lesehan, dan papan tulis serta alat pendukung belajar juga menyesuaikan dengan berukuran rendah.

“Allah memberikan saya ke sini untuk memberikan kesempatan menjadi role model bagi mereka. Oleh karena itu, saya manfaatkan kesempatan yang ada untuk jadi manfaat buat orang lain,” tutur Hikmat.

Ia berharap, perhatian pemerintah akan semakin besar untuk anak-anak difabel.

Baca juga  Rencana Skema Pembelajaran Tatap Muka 2020/2021

Menurutnya, klasifikasi kurikulum harus ada penyempurnaan sesuai dengan kondisi anak didik, seperti tunadaksa, tunarungu, tunagrahita, dan lain-lain.

Menurut hikmat, anak-anak muridnya sangat variatif. Satu anak, satu program.

Selain itu, perlu juga bagi peserta didik normal adanya pemahaman dalam kurikulum tentang bagaimana cara memperlakukan anak-anak disabilitas dengan baik

Hikmat menjadi salah satu guru inspiratif yang berkesempatan untuk berkomunikasi dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dan Drjen Guru dan Tenaga Kependidikan Iwan Syahril saat acara peringatan Hari Guru Nasional 2020 di TVRI, Rabu (25/11/2020).

Baca juga  Sinergi Pemerintah dalam Mengakselerasi Transformasi Digital

Menanggapi kisah Hikmat, Mendikbud Nadiem Makarim menyampaikan rasa bangganya. “Guru-guru di Indonesia bisa belajar banyak dari para guru SLB karena mereka lebih menguasai prinsip pedagogi dengan baik,” ujar Mendikbud.

Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Iwan Syahril juga berpesan agar para guru yang mengajar pada daerah 3T dapat terus bersemangat dan saling memotivasi.

“Tidak boleh menyerah, berani bermimpi, untuk anak-anak kita dari Sabang sampai Merauke,” tuturnya.


Sumber : Kemendikbud

(Denty Anugrahmawaty/Desliana Maulipaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *