Gencil News – VOA – Ray Rangkuti, pengamat politik dari Lingkar Madani, mengatakan pernyataan-pernyataan Ganjar dalam kuliah di FISIP Universitas Indonesia itu sedikit menurunkan sentimen negatif terhadap politikus PDI-Perjuangan itu bahwa dia hanya mewakili kepentingan partai untuk menjadi presiden.
Dia menilai pernyataan Ganjar itu lebih maju ketimbang Presiden Joko Widodo yang tidak pernah mau membantah dirinya sebagai petugas partai.
“Pak Ganjar melakukannya meskipun kepentingannya kepentingan elektoral. Sementara Pak Jokowi seperti tidak butuh lagi keperluan untuk melakukan penjelasan tentang itu. Dua hal yang bisa tercerminkan, pertama soal beliau tidak sekadar petugas partai tetapi juga keberaniannya menjawab itu,” ujar Ray.
Dia menekankan, sesuai AD/ART PDI-Perjuangan, memang benar bahwa semua kader adalah petugas partai, tetapi hal semacam itu tidak bisa “dijual” di tengah masyarakat. Istilah “petugas partai” ini soal komunikasi politik, karena faktanya Ganjar – atau siapa pun kader partai – memang bekerja demi kepentingan partai. Tetapi sedianya pernyataan itu hanya diungkapkan Megawati di kalangan internal, bukan di depan publik.
Ketika mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden PDI-Perjuangan, Megawati menyebut dirinya sebagai “petugas partai,” yang langsung memicu polemik.
