Scroll untuk baca artikel
Kota Pontianak

30 Tenaga Kerja Sosial di Pontianak Ikuti Pelatihan Bahasa Isyarat

×

30 Tenaga Kerja Sosial di Pontianak Ikuti Pelatihan Bahasa Isyarat

Sebarkan artikel ini
30 Tenaga Kerja Sosial di Pontianak Ikuti Pelatihan Bahasa Isyarat
30 Tenaga Kerja Sosial di Pontianak Ikuti Pelatihan Bahasa Isyarat

GENCIL NEWS – Sebanyak 30 Tenaga Kerja Sosial (TKS) dari Dinas Sosial Kota Pontianak menunjukkan antusiasme yang tinggi saat mengikuti pelatihan bahasa isyarat di Ruang Rapat Wali Kota.

Pelatihan ini, yang berlangsung mulai tanggal 5 hingga 8 Maret 2024. Pelatihan merupakan hasil kerja sama antara Dinas Sosial Kota Pontianak dengan Pusat Bahasa Isyarat Indonesia di Kalimantan Barat.

Sekretaris Dinas Sosial Kota Pontianak, Dadang Fitrajaya, menjelaskan bahwa tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas tenaga pekerja sosial. Hasil dari pelatihan ini dapat memberikan pelayanan kepada penyandang disabilitas, terutama tuna wicara dan tuna rungu.

Beliau menyadari bahwa selama ini, tenaga pekerja sosial mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan mereka.

Baca juga  Edi Kamtono Ingin Wujudkan ASN Yang Berjiwa Melayani

Menurut Dadang, pelatihan bahasa isyarat menjadi penting. Tenaga pekerja sosial sering berinteraksi langsung dengan penyandang disabilitas, terutama tuna wicara dan tuna rungu.

Selain mempermudah komunikasi, pelatihan ini juga membuka peluang bagi mereka yang ingin menekuni profesi sebagai penerjemah bahasa isyarat.

“Jadi dengan adanya pelatihan ini kita harapkan semua pekerja sosial bisa menjembatani komunikasi dengan komunitas tuna rungu atau tuna wicara dalam melaksanakan program-program Dinas Sosial,” ujarnya.

Baca juga  Tren Busana Lebaran 2024: Elegan, Modern, dan Berwarna

Meskipun pelatihan berlangsung selama empat hari, harapan Dadang adalah agar para peserta mendapatkan pemahaman dasar yang kuat tentang bahasa isyarat. Ke depannya, Dinas Sosial Kota Pontianak berencana untuk menggelar pelatihan serupa guna meningkatkan kompetensi tenaga pekerja sosial.

“Kalau bahasa isyarat ini di tekuni dan di geluti, tidak menutup kemungkinan  menjadi profesi karena memang semua segmen membutuhkan profesi penerjemah bahasa isyarat,” ungkap Dadang.

Saat ini terdapat lebih dari 300 tuna rungu dan tuna wicara di Kota Pontianak yang aktif dalam berbagai kegiatan komunitas.

Oleh karena itu, Pemerintah Kota Pontianak melalui Dinas Sosial melihat perlunya tenaga pekerja sosial yang mampu berkomunikasi dalam bahasa isyarat sebagai upaya menjadi kota yang ramah bagi penyandang disabilitas.

Baca juga  Universitas di AS Mulai Wajibkan Mahasiswa Vaksinasi COVID-19

“Dengan harapan para pekerja sosial ini mempunyai keahlian dalam berkomunikasi dengan penyandang disabilitas khususnya tuna wicara dan tuna rungu,” imbuhnya.

Salah satu peserta, Ayuni (28), menyambut baik pelatihan ini meskipun baru pertama kali mengikutinya. Dia berharap bahwa apa yang di pelajarinya akan memudahkan dalam berkomunikasi dengan tuna wicara dan tuna rungu di masa mendatang.

“Saya sangat tertarik mengikuti pelatihan ini, harapannya suatu saat apa yang saya pelajari hari ini bisa memudahkan pekerjaan saya dalam berkomunikasi dengan tuna wicara maupun tuna rungu,” tuturnya.

Pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan. Tetapi juga pengalaman langsung dalam menggunakan bahasa isyarat, membuatnya mudah di pahami dan di kuasai oleh para peserta.