Muhammad Hanif, pelajar SMP Yakhalusti Pontianak, berhasil meraih penghargaan sebagai juara pertama dalam Lomba Gerakan Menabung Satu Rekening Satu Pelajar (Kejar) tingkat SMP se-Kota Pontianak.
Penghargaan tersebut diserahkan secara simbolis oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak, Ani Sofian, pada acara Puncak Hari Inklusi Keuangan Daerah yang digelar di Gedung Pontianak Convention Center, Jumat (1/11/2024).
Dalam sambutannya, Ani Sofian menekankan pentingnya edukasi finansial sejak dini bagi para pelajar untuk memperkuat inklusi keuangan di Kota Pontianak. Melalui lomba menabung ini, Pemkot Pontianak mengedukasi generasi muda mengenai pentingnya literasi keuangan.
“Inklusi keuangan merupakan akses terhadap produk dan layanan jasa keuangan yang bermanfaat dan terjangkau dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain inklusi keuangan, kita juga ingin meningkatkan aspek literasi keuangan sejak dini,” katanya, usai menyerahkan penghargaan.
Literasi dan Inklusi Keuangan: Tantangan Bersama
Ani Sofian menyatakan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Pontianak. Ia juga meminta para pelaku usaha jasa keuangan di Kota Pontianak untuk tidak hanya berfokus pada sisi bisnis, tetapi juga turut mendidik masyarakat.
“Untuk itu diperlukan kolaborasi dan sinergi meningkatkan literasi dan inklusi keuangan daerah. Saya mengimbau pelaku usaha jasa keuangan di Kota Pontianak dalam menjalankan bisnisnya untuk tidak hanya mengedepankan sisi bisnisnya, tetapi juga faktor edukasi,” ucap Pj Wali Kota.
Ani Sofian meminta kepala sekolah di SMP se-Kota Pontianak untuk turut berperan aktif dalam mendorong edukasi manfaat menabung kepada pelajar. Ke depan, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak lewat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Pontianak akan menyusun integrasi literasi finansial dalam semua mata pelajaran mulai dari tingkat SD sampai SMP.
“Era digital saat ini diwarnai dengan munculnya perusahaan baru dengan memanfaatkan perkembangan teknologi,” imbuhnya.
Perkembangan teknologi menciptakan perubahan signifikan dalam dunia keuangan. Mulai dari munculnya e-commerce dan financial technology (fintech). Keduanya saling bersinergi satu sama lain.
“Salah satu yang paling signifikan terkena dampak perubahaan adalah gaya hidup, yaitu pinjaman atau kredit. Kemudahan ini diikuti berbagai tantangan, yakni meningkatnya kejahatan di sektor jasa keuangan yang bisa merugikan masyarakat,” sebut Ani Sofian.
Dia berharap, melalui momentum inklusi daerah ini, edukasi sosialisasi pencegahan fintech ilegal terus digencarkan, dimulai dari hari ini.
“Saya harap kepala sekolah dan guru lebih memahami terlebih dahulu manfaat yang ditawarkan, sehingga memastikan fintech telah terdaftar dan memenuhi prosedur dari OJK dan mencegah fintech ilegal,” tutupnya.