Gencil News – Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak terus berkomitmen mempercepat penurunan angka stunting, sebagaimana diungkapkan Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak, Ani Sofian, usai menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Stunting Tahun 2024 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, pada Rabu (4/9/2024).
Rakornas Stunting merupakan pertemuan tahunan yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah pusat dan daerah, mitra pembangunan, dunia usaha, LSM, perguruan tinggi, serta organisasi masyarakat.
Pada Rakornas kali ini, Wakil Presiden Ma’ruf Amin, selaku Ketua Pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), menyampaikan berbagai kemajuan dalam penanganan stunting di Indonesia.
Ani Sofian menjelaskan bahwa di Kota Pontianak, angka stunting menunjukkan penurunan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
“Pada tahun 2021, angka stunting di Pontianak sebesar 24,4 persen, turun menjadi 19,7 persen pada tahun 2022, dan kembali turun menjadi 16,7 persen pada tahun 2023,” ujarnya.
Ani berharap target penurunan hingga 14 persen di akhir tahun 2024 dapat tercapai, terlebih setelah Pontianak mendapatkan insentif fiskal dari pemerintah pusat.
Upaya Berkelanjutan Pemkot Pontianak
Untuk mewujudkan target penurunan stunting tersebut, Pemkot Pontianak telah menerapkan berbagai langkah strategis.
Salah satunya adalah dengan menetapkan Peraturan Wali Kota Pontianak Nomor 18 Tahun 2022 tentang percepatan pencegahan dan penurunan stunting, serta penyusunan rencana aksi percepatan penurunan stunting sebagai bagian dari implementasi aksi konvergensi.
“TPPS telah dibentuk mulai dari tingkat kota hingga kelurahan, dan kegiatan rembuk stunting rutin dilaksanakan di tingkat kota dan kecamatan. Selain itu, tim pendamping keluarga juga dikerahkan untuk mendampingi keluarga yang berisiko stunting,” jelas Ani.
Lebih lanjut, Pemkot Pontianak juga menggencarkan program-program untuk mendukung 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), dengan melibatkan pentahelix pemangku kepentingan, seperti organisasi masyarakat, CSR perusahaan, media massa, dan akademisi.
Inovasi Intervensi Spesifik dan Sensitif
Ani Sofian juga memaparkan berbagai inovasi intervensi spesifik yang dikembangkan untuk mempercepat penurunan stunting.
“Kami mengembangkan pelayanan kesehatan terpadu bagi calon pengantin, pelayanan kesehatan bagi remaja putri untuk mencegah anemia, serta pendampingan ibu hamil dengan pemberian beras Fortivit,” ujarnya.
Di samping itu, intervensi sensitif juga menjadi bagian dari upaya percepatan penurunan stunting.
Hal ini mencakup penanganan daerah rawan pangan, perbaikan sanitasi, penyediaan air bersih, dan pengembangan kampung keluarga berkualitas dengan dapur sehat untuk atasi stunting.
Pemkot Pontianak juga telah mengembangkan sistem manajemen data stunting digital berbasis mobile, yang dinamakan Pontianak Zero Stunting (PAZTI).
“Sistem ini memudahkan pemantauan dan koordinasi penurunan stunting melalui berbagai perangkat digital,” pungkas Ani Sofian.
Dengan upaya yang komprehensif ini, Pemkot Pontianak optimistis target penurunan stunting menjadi 14 persen pada akhir tahun 2024 dapat tercapai, sejalan dengan arahan RPJMN 2020-2024.