Scroll untuk baca artikel
Kota Pontianak

Sekda Pontianak Mulyadi Pensiun, Setelah 35 Tahun Pengabdian

×

Sekda Pontianak Mulyadi Pensiun, Setelah 35 Tahun Pengabdian

Sebarkan artikel ini
Sekda Pontianak Mulyadi Pensiun, Setelah 35 Tahun Pengabdian
“Capaian tertinggi seorang ASN bukanlah posisi Sekda, melainkan dapat pensiun sampai akhir. Itu menurut pandangan kacamata saya, kebetulan saya berkacamata,” kelakarnyai, usai bersalam-salaman, Selasa (30/4/2024).

Gencil News – Suasana haru menyelimuti prosesi pelepasan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pontianak, Mulyadi, yang telah memasuki masa purna tugas setelah mengabdi selama 35 tahun. Prosesi ini diiringi dengan salam-salaman bersama ASN Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak, di Halaman Kantor Wali Kota pada tanggal 30 April 2024.

Mulyadi, yang memulai karirnya sebagai seorang pengajar, telah menempuh berbagai posisi eselon dua seperti Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) serta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Pontianak sebelum menduduki posisi Sekda pada tahun 2018.

Dalam momen perpisahan ini, Mulyadi menyampaikan pesan kepada para ASN untuk memaksimalkan potensi diri dan tidak ragu terhadap penilaian orang lain. Ia juga menekankan pentingnya kerjasama, kolaborasi, dan prinsip bernegara dalam menyelesaikan setiap persoalan di dunia pemerintahan.

“Buktikan jika kita itu bisa lebih baik, dengan berkompetisi dan mengasah kreativitas. Saya yakin kalau pegawai Pemkot Pontianak itu pintar-pintar, harus dilihat prestasi yang dicapai pegawai Pemkot cukup baik. Lihat berapa banyak pegawai Pemkot Pontianak yang kini sudah menjadi pimpinan di pegawai Pemprov Kalbar,” sebutnya.

Pengalaman Mulyadi sebagai seorang pendidik memudahkan pemahamannya terhadap karakter orang lain, yang digunakannya dalam manajemen organisasi di bawahnya. Ia dikenal sebagai sosok yang tegas namun juga bisa bersenda gurau.

“Orang bilang saya senang marah, itu demi kebaikan bersama. Setelahnya saya tidak pernah menyimpan dendam. Seorang pemimpin jangan marah terus, kalau keseringan mudah stroke,” sambungnya.

Pengalamannya menjadi pendidik membuat Mulyadi lebih mudah memahami karakter orang lain. Bekal itu pun digunakannya dalam manajemen organisasi di bawahnya, baik itu perangkat daerah, kepala dinas sampai pegawai baru. Alhasil, ia dikenal sebagai pribadi yang tegas serta apa adanya. Bisa marah, tetapi juga bisa bersenda gurau. 

“Orang bilang saya senang marah, itu demi kebaikan bersama. Setelahnya saya tidak pernah menyimpan dendam. Seorang pemimpin jangan marah terus, kalau keseringan mudah stroke,” sambungnya.

Keberhasilan Kota Pontianak adalah keberhasilan masyarakat dan ASN. Menurut Mulyadi, jika masyarakat tidak menghendaki kinerja ASN pun, keberhasilan sulit tercapai. Ia mengajak ASN, khususnya para pejabat di lingkungan Pemkot Pontianak, untuk mengubah pola pikir agar fokus kepada tugas pelayanan kemasyarakatan, karena setiap kinerja yang dinilai tersebut pada akhirnya untuk kebaikan masyarakat. 

“Para pejabat saya lihat masih ada yang tidak mau bergaul dengan bawahan, memberi batas antara dirinya dengan bawahan. Jangan mengabaikan sekecil apapun kontribusi para staf, karena mereka sangat berperan dalam menjadi ujung tombak. Kemudian menjadi pegawai ditugaskan di manapun harus enjoy,” jelas Mulyadi.

Seluruh dedikasi, tenaga serta pengabdian Mulyadi mendapat apresiasi dari Pj Wali Kota Pontianak Ani Sofian. Ia menerangkan, tidak setiap ASN mampu pensiun di usia 60 tahun, terlebih pada posisi Sekda.

“Sebagai ASN masa pengabdian kita sampai 58 tahun, pejabat eselon dua sampai 60 tahun. Bisa di atas 60 tahun menjadi pejabat fungsional ahli utama,” lanjutnya, yang ikut menghantar pelepasan Mulyadi.