Gencil News- Nama Kapuas ternyata berasal dari nama sebuah daerah di lokasi tersebut, yaitu Kabupaten Kapuas Hulu. Sungai ini juga kerap memiliki sebutan Sungai Kapuas Buhang atau Sungai Batang Lawai.
Cerita Tentang di Balik Keindahan Sungai Kapuas bermula dari “Lawai” merujuk pada nama sebuah daerah yang kini terkenal sebagai Kabupaten Melawi.
Anak sungai yang mengalir dari Kabupaten Melawi hingga muara maka memiliki sebutan Sungai Batang Lawai.
Sementara itu, “batang” adalah kata dari bahasa Ibrani yang berarti air. Bahasa Ibanik merupakan suatu bahasa dituturkan oleh masyarakat di bagian barat Pulau Borneo.
Banyak sungai atau tempat di Indonesia yang identik dengan legenda atau cerita rakyat tertentu. Begitu pula Sungai Kapuas yang berada di Kalimantan Barat ini, ada legenda yang menarik untuk diketahui.
Dalam legenda tersebut diceritakan sebuah kerajaan bernama Kerajaan Kahayan Hilir. Kerajaan tersebut aman dan sejahtera karena berada di bawah pimpinan raja yang adil dan bijaksana.
Raja memiliki dua anak kembar yang bernama Naga dan Buaya. Sifat kedua putranya itu bertolak belakang sehingga sang raja menjadi ragu untuk menentukan penerus tahtanya.
Sebelum mengambil keputusan, raja pergi ke suatu tempat di luar istana untuk menyepi. Urusan kerajaan diserahkan kepada kedua putranya. Ternyata, Naga menyalahgunakan kekuasaannya sehingga ditegur oleh Buaya.
Hal ini membuat keduanya bertengkar hingga berperang. Raja yang mendengar hal itu menjadi marah, lalu mengutuk kedua anaknya menjadi binatang seperti nama mereka.
Keduanya pun pergi dari istana dan tinggal di Sungai Kapuas. Hingga saat ini, masyarakat lokal percaya bahwa Naga dan Buaya menjadi penunggu Sungai Kapuas.
Salah satu fakta Sungai Kapuas adalah memisahkan wilayah Kota Pontianak lewat aliran sungainya. Kecamatan Pontianak Timur dan Pontianak Utara berada di sisi yang berbeda dengan Kecamatan Pontianak Kota.
Adanya aliran sungai di antara keduanya tentu berpengaruh terhadap aktivitas masyarakat yang tinggal di sana. Untuk mengakses salah satu tempat, warga harus menggunakan jembatan penghubung.
Cerita Tentang di Balik Keindahan Sungai Kapuas adalah melewati empat kabupaten besar di Kalimantan Barat. Wilayah kabupaten yang terlewati yaitu Kabupaten Sintang, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sekadau, dan Kabupaten Karimata.
Lebar sungai dari hulu ke hilir berbeda-beda, mulai dari 70-150 meter. Uniknya, Sungai Kapuas tidak pernah kering, bahkan saat musim kemarau. Itulah sebabnya, sungai ini juga menjadi sungai permanen.
Salah satu fakta yang mungkin belum banyak orang ketahui tentang Sungai Kapuas adalah merupakan hunian bagi lebih dari 700 spesies ikan air tawar.
Sekitar 12 spesies ikan di antaranya merupakan jenis ikan langka. Ikan-ikan tersebut hanya berkembang biak di Sungai Kapuas. Selain itu, ada 40 spesies ikan yang terancam punah.
Karena kekayaan tersebut, Sungai Kapuas senantiasa dijaga kebersihan dan kelestariannya. Bukan hanya pemerintah lokal yang terlibat, tetapi juga pengunjung dan masyarakat lokal.
Cara menjaga lingkungan sungai sangat mudah, yaitu dengan tidak membuang sampah sembarangan. Selain itu, siapa pun tidak diizinkan untuk membuang limbah berbahaya ke sungai agar habitat ikan tetap terjaga.
Faktanya, Sungai Kapuas merupakan tempat bagi warga lokal untuk mencari penghidupan. Sebagai sumber mata pencaharian, ada yang memanfaatkan sungai untuk memancing ikan secara tradisional.
Sumber pendapatan lain berasal dari jasa transportasi air yang banyak masayarakat pilih karena menjangkau daerah hulu hingga hilir sungai.
Selain itu, ongkos transportasi air di Sungai Kapuas jauh lebih murah daripada transportasi darat. Muatan yang bisa dibawa juga jauh lebih banyak daripada jika memilih jalur darat.
Bukan hanya untuk mendukung mobilitas sehari-hari, transportasi air banyak wisatawan gunakan untuk menikmati keindahan di sekitar Sungai Kapuas.
Sungai Kapuas pada zaman dahulu sebagai jalur transportasi di Kalimantan Barat. Bahkan saat pendudukan Belanda, sungai ini merupakan tempat strategis.
Hal tersebut karena Sungai Kapuas menjadi tempat untuk bertransaksi barang dagang, pengiriman persediaan menuju wilayah Kalimantan Barat.
Menariknya lagi, ternyata Sungai Kapuas juga bisa sebagai jalur mobilisasi pasukan Indonesia pada masa perjuangan.
Ada juga kapal wisata yang mengangkut penumpang yang ingin menyusuri sungai pada malam hari. Kapal-kapal ini terhiasi oleh lampu warna-warni sehingga menambah keindahan suasana.
Ternyata, bukan hanya di Kalimantan Barat, ada pula Sungai Kapuas yang terletak di Kalimantan Tengah. Sungai ini lebih pendek daripada Sungai Kapuas di Kalimantan Barat, yaitu sekitar 610 km.
Aliran Sungai Kapuas bermula dari Kecamatan Kapuas Hulu kemudian berakhir di Laut Jawa atau Kecamatan Selat. Sungai ini tidak terlalu lebar. Sumber mata air berasal dari dataran tinggi.
Salah satu jembatan besar yang menghubungkan antara kota di sisi sungai yang berbeda adalah Jembatan Kapuas. Jembatan ini dibangun pada 1980 dengan panjang 420 meter dan lebar 6 meter.
Awalnya berstatus sebagai jalan tol yang menerapkan tarif bagi mereka yang melewatinya. Namun, karena tidak ada jalur lain yang masyarakat lewati maka menjadi jalan utama.