TPPS Pontianak berhasil meraih peringkat pertama atas kinerja luar biasa dalam 8 Aksi Konvergensi Stunting. Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, dr. Harisson, M.Kes., pada Upacara Hari Korpri di Kantor Gubernur Kalbar, Jumat (29/11/2024).
Kepala Bappeda Kota Pontianak Sidig Handanu mengatakan prestasi ini menunjukkan keberhasilan kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi tantangan yang menjadi prioritas nasional hingga tahun 2045 tersebut. Targetnya di angka stunting berada di bawah lima persen.
Angka stunting Pontianak menunjukkan hasil yang signifikan dari tahun ke tahun. Mulai dari 2021 angka stunting berada di 24,4 persen, turun menjadi 19,7 persen di tahun 2022. Kemudian berhasil ditekan menjadi 16,7 persen di tahun 2023.
“Untuk 2024, kita belum mendapatkan angkanya, tetapi kami berharap angka stunting terus menurun,” ujar Sidiq Handanu.
Ia menambahkan, stunting menjadi salah satu program super prioritas bagi pembangunan Kota Pontianak dan sejalan dengan fokus nasional hingga tahun 2045. TPPS melibatkan berbagai sektor mulai dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, hingga monitoring dan evaluasi program.
Keberhasilan Pontianak tak lepas dari inovasi strategis yang menyasar kelompok prioritas. Sasaran utama dalam percepatan penurunan stunting dipetakan hingga tingkat rumah tangga. Pendekatan ini memastikan pendampingan lebih efektif kepada ibu hamil, balita, anak-anak, remaja, hingga pasangan pra-nikah.
“Upaya ini tidak hanya berbasis program pemerintah, tetapi juga melibatkan partisipasi masyarakat dan sektor swasta maupun pemerintah. Kita bekerja bersama untuk memastikan seluruh keluarga mendapatkan akses pendampingan pencegahan stunting yang berkualitas,” jelas Sidiq.
Pemetaan ini juga diperkuat dengan program-program berbasis data, sehingga langkah intervensi lebih terarah. TPPS mengintegrasikan aspek perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, hingga evaluasi untuk memastikan penurunan stunting berjalan konsisten.
Sidiq menegaskan bahwa komitmen adalah kunci utama keberhasilan. Meski angka stunting di Pontianak menurun, tantangan tetap ada, terutama untuk memastikan keberlanjutan program.
“Kita tidak boleh lengah. Fenomena ‘gergaji’, yaitu naik-turunnya angka stunting, harus kita hindari. Untuk itu, konsistensi dalam program menjadi sangat penting,” katanya.
“Program-program yang kita jalankan adalah wujud nyata komitmen kita untuk menciptakan generasi sehat dan produktif di masa depan. Inovasi ini harus terus berlanjut, tidak hanya untuk Pontianak, tetapi untuk seluruh Indonesia,” tutup Sidiq.
Dengan langkah-langkah strategis dan inovatif, Kota Pontianak membuktikan bahwa menurunkan angka stunting bukanlah hal mustahil. Kerja keras semua pihak menjadi fondasi kuat untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.