Scroll untuk baca artikel
Singkawang

9 Replika Naga Meriahkan Imlek dan Cap Go Meh 2025 di Singkawang

×

9 Replika Naga Meriahkan Imlek dan Cap Go Meh 2025 di Singkawang

Sebarkan artikel ini
Replika Naga

Dalam rangka memeriahkan perayaan Imlek 2576 dan Cap Go Meh tahun 2025, Santo Yosep Singkawang Group kembali menghadirkan replika 9 naga yang menjadi daya tarik utama.

Proses pembuatan replika naga ini telah dimulai sejak Maret 2024 di Sungai Pinyuh, menggunakan bahan kain satin berkualitas tinggi.

Ketua Pembuatan 9 Naga, Bong Sin Fo, menjelaskan bahwa setiap replika naga dibuat dengan warna yang beragam, seperti kuning, hijau, biru, merah, abu-abu, putih, toska, kuning emas, dan pink.

“Panjang masing-masing naga mencapai 37-38 meter dengan ruas berukuran 3,9 meter x 9 meter, ditambah kepala naga sekitar 2 meter,” ungkapnya.

Baca juga  Jam Kerja ASN Singkawang Berubah Saat Ramadan, Berikut Isi SE Terbaru

Dipajang di Swimming Pool Pucuk Merah Garden (PMG)Pada H-3 perayaan Imlek, replika 9 naga ini akan dipajang di Swimming Pool Pucuk Merah Garden (PMG) Singkawang.

Bong Sin Fo mengimbau para pengunjung yang ingin berfoto dengan naga-naga tersebut untuk tetap menjaga ketertiban agar tidak merusak keindahannya.

“Silakan berfoto, tetapi jangan menyentuh atau menarik jenggot naga agar tidak rusak,” tegasnya.

Tak hanya dipamerkan, replika 9 naga ini juga akan berpartisipasi dalam pawai lampion yang akan digelar pada 10 Februari 2025.

Untuk menambah daya tarik, setiap naga akan dihiasi lampu LED, menciptakan efek visual yang memukau di malam hari.

Baca juga  Gedung Terminal Bandara Singkawang Ditargetkan Menelan Anggaran Rp160 Miliar

“Pemasangan lampu LED ini akan membuat naga-naga terlihat lebih indah saat malam hari, terutama selama pawai lampion,” tambah Bong Sin Fo.

Tradisi menghadirkan replika naga ini tidak hanya menjadi simbol kemeriahan perayaan, tetapi juga menunjukkan kekayaan budaya masyarakat Tionghoa di Singkawang.

Santo Yosep Singkawang Group berharap replika 9 naga ini dapat menjadi daya tarik wisata sekaligus sarana melestarikan budaya lokal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *