GENCIL NEWS – Wirecard Platform pembayaran digital asal Jerman kehilangan uang bernilai seperempat dari aset perusahaan, tepatnya US$ 2,1 miliar atau setara dengan Rp 29,61 triliun (kurs Rp 14.100/US$).
Wirecard Platform pembayaran digital asal Jerman yang dalam bisnisnya beroperasi baik sebagai penerbit kartu pembayaran nyata dan ‘virtual’ kepada konsumen. Wirecard juga sebagai pengakuisisi atas nama pedagang.
Perusahaan ini juga telah memasarkan dirinya sebagai platform pembayaran universal yang diposisikan untuk mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan pembayaran digital. Perusahaan ini juga meluncurkan aplikasi pembayaran smartphone untuk pedagang dan konsumen
Akibat kasus tersebut. CEO Wirecard Markus Braun mengundurkan diri setelah auditor EY mengatakan uang tunai yang nilainya setara seperempat dari aset perusahaan tidak dapat ditemukan. Sebelum berhenti, Braun mengklaim bahwa perusahaan telah menjadi korban penipuan besar-besaran.
Pencarian untuk dana yang hilang telah difokuskan pada Filipina. Tetapi Bank Sentral Filipina mengatakan tidak ada uang masuk ke negara itu, setelah Bank Kepulauan Filipina (BPI) dan BDO Unibank mengatakan dokumen yang menunjukkan bahwa Wirecard telah menyetor dana ke mereka adalah palsu. Kedua bank besar di Filipina ini mengatakan Wirecard bukan klien mereka.
Wirecard masih berusaha keras untuk mencari uang untuk menjaga para kreditur tidak terlibat masalah lebih jauh. Wirecard mengatakan bahwa mereka telah menyewa bank investasi Houlihan Lokey untuk datang dengan strategi pembiayaan baru.