GENCILNEWS– Bagi anda yang menyukai berpergian, baik untuk perjalanan bisnis atau liburan. Menggunakan moda transportasi udara adalah pilihan yang masuk akal yaitu cepat sampai di tujuan. Menunggu jam keberangkatan pesawat, bagi sebagian orang akan membosankan. Tetapi tak jarang yang menikmati dengan menghabiskan waktu untuk berlama-lama di bandara.
Sebenarnya, apa yang membuat orang bosan dan tahan berlama-lama di bandar. Bagi yang bosan, mungkin akan bilang, ” Bosan lihat pesawat naik turun”, “Ah delay lagi delay lagi”, ” panas ya, belum lagi sumpek”.
Tetapi bagi yang tahan berlama-lama. Momentum Take off dan Landing adalah hal-hal yang menakjubkan. Apalagi saat menikmati hal tersebut. Fasilitas di bandara memadai, view atau pandangan yang nyaman, dan pelayanan dari petugas bandara yang ramah.
Bandara di Indonesia, sekarang telah banyak berbenah diri. Dari sisi arsitektur, fasilitas umum untuk penumpang, fasilitas untuk maskapai dan awak cabin dan petugas darat, mengalami perubahan yang signifikan. Ada yang berkonsep green dan berkonsep masa depan, seiiring dengan pertumbuhan jumlah penumpang yang mengalami kenaikan.
Maskapai pun berbenah diri, dengan naik jumlah penumpang. Frekwensi penerbangan pun ditambah. Ada maskapai yang menambah waktu keberangkatan dengan menambah armada pesawatnya.
Bahkan ada yang mengganti pesawat yang tadinya berbadan kecil seperti ATR 42 dengan kapasitas 40an penumpang, ATR 72 kapasitas 78 penumpang, Bombardier CRJ 1000 untuk 100 penumpang, Boing family tipe 800 NG/900ER/Max 10 yang dapat mengangkut penumpang lebih dari 150 orang,
Airbus Family A318 (
Dengan tingkat penumpang yang tinggi, kenapa maskapai di Indonesia tidak menggunakan pesawat berbadan lebar atau jumbo jet? Jawabannya adalah Biaya Operasional dan pemeliharaan yang tidak murah, kesiapan fasilitas bandara yang belum merata diseluruh indonesia, landasan pacu yang sesuai dengan spesifikasi pesawat, dan beberapa faktor lainnya.
Sebenarnya ada atau tidak bandara di Indonesia yang mampu menampung pesawat yang berbadan lebar? jawabannya Ada. Di beberapa daerah di Indonesia, sudah memenuhi syarat pendaratan pesawat berbadan lebar. Tapi, masalahnya bukan hanya di panjangnya bandara, tetapi faktor kesiapan fasilitas juga menjadi syarat utama lainnya.
Nah, Chillers wajib mengetahui bandara apa saja yang mampu di darati oleh pesawat berbadan lebar, jika dilihat dari panjang landasan dan fasilitasnya, Berikut 6 Bandara di Indonesia yang mampu didarati pesawat berbadan lebar.
1. Bandara Hang Nadim, Batam
Bandara internasional Indonesia yang terletak di Batam ini mempunyai panjang landasan 4.025 meter. Panjang landasan ini bahkan mengalahkan bandara internasional negara lainnya seperti Changi di Singapura atau Narita di Jepang yang memiliki panjang landasan sepanjang 4.000 m.
Luas area parkir (apron) saat ini 110.541 meter persegi, dan rencananya akan ditambah menjadi 170.000 meter persegi. Kapasitas apron saat ini dapat menampung 7 buah Boeing B-747, 3 buah DC dan 3 buah Fokker 27.
Bandara ini terbukti cukup efektif dan awalnya dikembangkan sebagai alternatif untuk pendaratan darurat apabila terjadi penutupan bandara Changi, karena suatu bencana darurat atau peristiwa teror.
2. Bandara Udara Internasional Kuala Namu, Kabupaten Deli Serdang. Provinsi Sumatera Utara (3750 m)
Bandara internasional Kuala namu yang terletak di kota deli serdang, sumatera utara ini tergolong bandara baru. bandara ini memiliki panjang runway 3750m atau 3,75km dan bisa menampung Pesawat Airbus A380 yang merupakan pesawat terbesar di dunia. Pesawat ini mampu menampung sekitar 850 orang dan memiliki dua tingkat yang luas. Anda yang terbang pun dijanjikan kemewahan dan kenyamanan. Jika pesawat ini mendarat di Indonesia, maka Kuala Namu menjadi bandara pertama yang mampu menampung pesawat tersebut.
Sebuah maskapai penerbangan asing pun sempat mendaratkan pesawat A380-nya di Bandara Soekarno-Hatta, namun hanya sebatas mendarat. Sebab, infrastruktur yang ada di Bandara Soekarno Hatta tidak cukup mampu untuk menampung pesawat ini.
“Waktu mendarat di Cengkareng itu engine yang paling luar itu ada di luar runway, sehingga rumput-rumput itu naik ke atas. Di sana (Kuala Namu) sudah bisa secara teknis,” ujar Wakil Mentri Perhubungan di tahun 2013.
Dengan dapat mendaratnya pesawat Airbus A380, diharapkan lebih banyak turis yang datang ke Indonesia, khususnya ke Medan. Mereka bisa bermain ke Danau Toba atau menikmati air terjun Sipiso-piso, hingga kemudian bisa menyeberang pulau hingga ke destinasi-destinasi lain.
3. Bandara Soekarno Hatta, Tangerang
Bandara internasional Soekarno Hatta sebagai pintu masuk ibukota negara Indonesia ini mempunyai panjang landasan pacu yakni 3.660 meter. Bandara ini mulai beroprasi pada 1985 menggantikan Bandara Kemayoran dan Halim Perdanakusuma.
Bandara yang dirancang oleh arsitek Perancis Paul Andreu memiliki luas 18 km persegi. Bandara Soekarno Hatta memiliki dua landasan paralel yang dipisahkan oleh dua taxiway sepanjang 2.400 meter.
Bandara yang terletak di Kabupaten Tangerang, Banten ini sampai saat ini masih merupakan bandara terbesar di Indonesia. Dari sisi panjang landasan sebetulnya Bandara Soekarno Hatta telah mampu menampung pesawat raksasa namun faktor taxy way yang belum memfasilitasi.
4. Bandar Udara Frans Kaisiepo, Papua
Bandar udara yang terletak di Kecamatan Biak Kota, Kabupaten Biak Numfor ini memiliki panjang landasan yakni 3.571 meter. Landasan pacu ini merupakan peninggalan penjajah Belanda.
Bandara yang dibangun pada masa perang dunia ke dua ini, pernah menjadi pusat penerbangan pada masa penjajahan dan pembebasan Irian Barat.
Bandara dengan kode BIK ini berada di 46 kaki di atas permukaan laut. Angkasa Pura I saat ini menjadi pihak pengelola bandara tersebut.
5. Bandar Udara Sultan Hasanuddin, Makassar
Bandara internasional di provinsi Sulawesi Selatan ini memiliki panjang landasan pacu yakni 3.100 meter. Bandara ini mengalami proses perluasan dan pengembangan yang dimulai tahun 2004.
Saat ini, Bandara Sultan Hasanuddin melayani 225 rute penerbangan. Ada 18 maskapai yang melayani penerbangan domestik, dan 2 maskapai yang melayani rute internasional.
Bandara yang sempat dinobatkan menjadi salah satu bandara dari tiga bandara terbaik di Indonesia ini, dari data Dewan Bandara Internasional menempati urutan keempat sebagai bandara tersibuk. Pada 2011 tercatat Bandara Sultan Hasanuddin telah melayani penumpang sebanyak 7,4 juta orang.
Tingginya frekuensi penumpang di bandara ini membuat otoritas bandara memperluas bandara dari 51.000 m? menjadi sekitar 7 hektar.
6.Bandara Ngurah Rai, Bali
Bandara internasional yang terletak di sebelah selatan Bali ini memiliki panjang landasan pacu yakni 3.000 meter. Setelah pengembangan maka landasan pacu akan semakin bertambah panjang.
Sebagai tujuan wisata yang telah mendunia, tentu Bali sangat padat dan ramai oleh wisatawan hampir setiap harinya, sehingga bandara Ngurah Rai menjadi salah satu bandara tersibuk.
Bandara ini setidaknya telah melayani sekitar 27 maskapai penerbangan yang terdiri dari 10 maskapai penerbangan dengan jalur domestik dan 17 lainnya maskapai penerbangan dengan jalur internasional.
Berdasarkan data Dewan Bandara Internasional, Bandara Ngurah Rai pada 2011 tercatat telah melayani 12,7 juta penumpang. Angka ini meningkat terus di mana pada 2009 jumlah penumpang sekitar 9,6 juta orang dan 2010 sebanyak 11,1 juta orang. (raw)