Scroll untuk baca artikel
Unik

21 Desember Tak Boleh Keluar Malam Sebab Ada Fenomena Solstis

×

21 Desember Tak Boleh Keluar Malam Sebab Ada Fenomena Solstis

Sebarkan artikel ini
Live Streaming Gerhana Matahari Total 14 Desember 2020
Live Streaming Gerhana Matahari Total 14 Desember 2020

Gencil News – Viral, sebuah unggahan video TikTok meminta masyarakat untuk tidak keluar malam pada tanggal 21 Desember 2022. Larangan tak boleh keluar malam pada tanggal 21 Desember ini disebutkan karena akan terjadi fenomena solstis.

Akun TikTok @hendrikecee menuliskan bahwa pada tanggal 21 Desember akan terjadi fenomena solstis dan tidak boleh keluar malam.

“Tidak boleh keluar malam tanggal 21 Desember 2022,” tulis akun @hendrikecee dalam video, dikutip Jumat(16/12/2022).

Mengutip dari Kompas.com, Peneliti di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang menerangkan bahwa solstis adalah fenomena astronomi biasa.

Bahkan Andi menyebutkan saat fenomena solstis tidak ada larangan bagi masyarakat untuk keluar rumah. Sebab, solstis tidak berkaitan dengan aktivitas berbahaya apa pun.

“Sebenarnya solstis sama sekali tidak berkaitan dengan aktivitas seismik atau kegempaan, solstik juga tidak berkaitan dengan aktivitas vulkanologi,” ujarnya dikutip dari Kompas.com, Jumat (16/12/2022).

Fenomena Solstis terjadi dua kali dalam setahun, yakni pada bulan Juni dan Desember.

Saat Juni, solstis terjadi lantaran kutub utara dan belahan Bumi utara condong ke arah Matahari. Sebaliknya, saat Desember, belahan Bumi selatan dan kutub selatan condong ke Matahari.

Fenomena ini juga menyebabkan Matahari terbit dari arah tenggara dan terbenam di arah barat daya. Namun demikian, terbitnya Matahari tersebut kembali disesuaikan dengan lintang geografis masing-masing wilayah.

Ia menegaskan bahwa fenomena tersebut terjadi tanggal 22 Desember 2022 bukan 21 Desember 2022.

Adapun dampak dari terjadinya fenomena itu, Andi mengungkapkan akan berdampak pada lamanya waktu siang dan malam.

Dijelaskannya, pada bulan Juni waktu siang akan lebih pendek dibandingkan waktu malam untuk belahan bumi utara.

Kemudian sebaliknya, saat solstis Desember mendatang, belahan Bumi selatan akan mengalami siang lebih panjang daripada malam.

“Jadi panjang siang ini diukur dari waktu Matahari terbit hingga Matahari terbenam. Itu dihitung durasinya berapa, itulah yang menjadi panjang siang,” tutur dia.

Sementara itu, panjang malam diukur mulai Matahari terbenam hingga Matahari terbit.

“Untuk di Indonesia sendiri saat solstis Desember di belahan Bumi bagian utara seperti di Sabang, Miangas, dan Tarakan, itu panjang siangnya hanya 11,5 jam,” papar Andi.

Sedangkan di Indonesia belahan selatan, seperti Pulau Rote dan Pulau Timor, durasi siang menjadi lebih panjang dari biasanya, yakni sekitar 12,7 jam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *