Gencil News – Zhang Xinyang, pria asal Tiongkok yang pernah dijuluki sebagai “anak ajaib” kini hidup pas-pasan tanpa pekerjaan.
Zhang Xinyang lahir pada tahun 1995 dan mulai mencuri perhatian publik ketika ia masih berusia 10 tahun. Ia menunjukkan kemampuan yang luar biasa dalam matematika dan berhasil meraih beberapa medali emas di kompetisi matematika internasional.
Di usianya yang baru 10 tahun, Zhang Xinyang mengikuti ujian masuk perguruan tinggi dan berhasil lolos. Ia kemudian berkuliah di Sekolah Tinggi Teknik Tianjin dan menjadi mahasiswa termuda di Tiongkok.
Di usia 13 tahun, Zhang Xinyang sudah berhasil diwisuda sebagai lulusan teknik. Ia langsung melanjutkan studingnya sebagai mahasiswa pascasarjana termuda di Tiongkok.
Kemudian pada 2011 ketika ia berusia 16 tahun, Zhang Xinyang memasuki program doktoral matemarika terapan di Universitas Beihang. Lagi-lagi ia menjadi mahasiswa doktoral termuda di Tiongkok.
Namun untuk program doktoralnya ini, Zhang Xinyang menghabiskan banyak waktu untuk lulus. Ia baru bisa menyelesaikan gelar Ph.D-nya pada tahun 2019.
Di titik inilah kehidupan Zhang Xinyang mulai mengalami kemunduran. Meski sudah dinyatakan wisuda, namun banyak orang cuirga lantaran tidak bisa menemukan tesis yang ia buat.
Setelah mendapatkan gelar doktor, Zhang Xinyang sempat bekerja sebagai guru paruh waktu di Universitas Ningxia. Namun ia mengundurkan diri pada Agustus 2021.
Selama bekerja sebagai guru, Zhang Xinyang mengumpulkan uang sebesar 50 ribu yuan atau sekitar Rp 105 juta. Zhang Xinyang sempat pula terlibat dalam proyek pendidikan dengan beberapa temannya meski hasil proyek itu tak terlalu menggembirakan.
Kini lantaran proyeknya gagal, Zhang Xinyang tak lagi punya pekerjaan dan hidup sebagai pengangguran. Meski begitu, Zhang Xinyang masih santai saja lantaran sokongan uang dari orangtuanya.
“Setiap beberapa bulan orangtua saya mengirim 10 ribu yuan (sekitar Rp 20 juta). Jadi rasanya tidak apa-apa jika saya tidak punya gaji tetap,” ungkap Zhang Xinyang.
Orangtua Zhang Xinyang sebenarnya kurang setuju dengan sikap putra mereka. Tentu saja mereka ingin anaknya lebih rajin bekerja dan segera punya kemandirian finansial. Namun Zhang Xinyang sendiri nampak tak terlalu peduli dengan hal itu.
Kisah Zhang Xinyang menjadi pelajaran berharga bahwa kesuksesan di masa lalu tidak menjamin kesuksesan di masa depan. Untuk meraih kesuksesan, diperlukan kerja keras dan dedikasi yang berkelanjutan.