Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendi mengatakan pemerintah akan segera mengevakuasi WNI yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) di kapal pesiar World Dream.
Meski begitu, Muhadjir tidak memberitahukan kapan waktu pastinya evakuasi itu akan dilakukan.
Sebanyak 188 WNI anak buah kapal tersebut nantinya akan dievakuasi menggunakan kapal KRI Dr Suharso. Setelah dievakuasi , semua ABK itu wajib menjalani observasi di Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu selama dua minggu .
Observasi itu, kata Muhadjir, dilakukan untuk memastikan semuanya bebas dari virus korona. Selain itu, observasinya dilakukan dengan prosedur TNI AL.
“Lokasi sudah diterapkan dan disiapkan, yaitu di Kepulauan. Ada pulau yang tidak berpenghuni, di Sebaru 1. Pokoknya ada tempat yang kita anggap aman. Karena ada pulau yang tidak ada penghuninya, kita tinggal pakai saja,” ujar Muhadjir saat ditemui usai menghadap Presiden Joko Widodo, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/2).
Adapun alasan pemerintah melakukan evakuasi terhadap ABK World Dream terlebih dahulu adalah karena lokasinya paling dekat dengan Indonesia. Kapal yang terakhir berlabuh di Hong Kong itu saat ini sudah melepaskan jangkar di perairan internasional yang tidak jauh dari Pulau Bintan, kepulauan Riau.
“Nanti kita tangani satu persatu. Yang sekarang ini yang sudah mengapung-apung harus segera kita tangani dan selesaikan,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Dr Terawan menjelaskan opsi evakuasi dengan menggunakan kapal tersebut merupakan cara yang tepat agar Indonesia tetap bebas dari virus korona. Indonesia, kata Terawan akan selalu berhati-hati dalam hal evakuasi dan tidak bertindak gegabah.
“Mudah-mudahan semuanya bisa melalui masa karantina dengan baik, dengan sehat, makanya kita gunakan kapal. Supaya tidak menimbulkan, kalau ada sesuatu yang baru, tidak mengenai yang darat dulu. Jadi, pertimbangan medis itu harus sangat dipertimbangkan dengan baik, tidak boleh emosional. Harus satu demi satu, demi keselamatan seluruh bangsa dan negara karena kita masih dalam green zone,” jelas Terawan.