Muhammad Ali lahir dengan nama Cassius Marcellus Clay Jr. di Louisville, Kentucky, pada 17 Januari 1942. Ibunya bernama Odessa O’Grady Clay dan dia memiliki saudara perempuan dan empat saudara laki-laki.
Sang ayah, Cassius Marcellus Clay Senior adalah seorang pelukis papan reklame, sementara ibunya menjadi pekerja rumah tangga.
Dia meraih gelar juara dunia pertamanya pada 25 Februari 1964. Ali yang saat itu masih bernama Cassius Clay keluar sebagai pemenang atas juara kelas berat Sonny Liston.
Dia menang setelah pertandingan berjalan enam ronde dan Liston tak mampu melanjutkan pertarungan ronde ketujuh.
Ditahun ini pula, Ali memilih untuk menganut agama Islam dan resmi berganti nama dari Cassius Clay menjadi Muhammad Ali.
Oleh pemimpin Nation of Islam, Cassius diberi nama baru “Muhammad Ali”. Karena prestasinya yang hebat dan latar belakangnya sebagai seorang muslim, nama Muhammad Ali mulai mendunia.
Ia kemudian berkenalan dengan banyak orang yang memperkenalkannya dengan ajaran Islam yang sejati. Beberapa tahun kemudian ia menjadi seorang muslim sunni yang taat.
Pada tahun 1981 seorang pemuda berusia 21 tahun melakukan percobaan bunuh diri di sebuah bangunan di Los Angeles.
Ia berkata para Vietcong sedang mengejarnya, dan ia mengancam akan melompat dari jendela gedung bertingkat tersebut.
Muhammad Ali yang kebetulan berada di sekitar daerah itu mendengar kejadian ini dan segera bergegas ke sana.
Ia lalu mendatangi polisi yang sudah berada di sana dan menawarkan diri untuk berbicara dengan pemuda itu.
Polisi melarang Ali karena ditakutkan pemuda itu membawa senjata dan bisa berbahaya bagi keselamatan Ali sendiri. Tetapi Ali tidak perduli dan mengambil resiko untuk menyelamatkan pemuda itu.
Ali kemudian naik ke bangunan tersebut dan berbicara dengan pemuda itu melalui jendela yang bersebelahan.
Sang pemuda yang kaget melihat sang juara dunia bagai muncul dari ‘antah berantah’ dan berbicara kepadanya. Selama 30 menit Ali berbicara kepadanya.
Si pemuda itu kemudian curhat tentang kesulitan hidupnya. Ali yang mendengar hal ini berjanji untuk membantunya. Katanya, “Kau adalah saudaraku. Aku berjanji untuk membantumu.”
Ali berhasil meyakinkan pemuda itu untuk membuka pintu bagi pasukan penyelamatnya. Pemuda itu diantar turun dan langsung masuk ke mobil Rolls Royce milik Ali.
Bahkan petinju itu menemaninya sampai ke rumah sakit. Ia juga memenuhi janjinya untuk menolong pemuda itu.
“Menyelamatkan nyawa orang lain itu jauh lebih penting bagiku daripada memenangkan kejuaraan dunia,” kata Ali saat diwawancara mengenai hal itu.
Ada satu kisah lain dimana Saat ia menjuarai olimpiade, ia memakai medali emas itu ke mana-mana. Saat berjalan-jalan di tengah kota pun ia tetap memakainya.
Suatu hari ia masuk ke sebuah restoran untuk makan, tetapi pemilik restoran menolaknya dan mengatakan, “Kami tidak melayani orang kulit hitam.”
Ali begitu terhenyak dengan kenyataan bahwa ia dianggap pahlawan karena memenangkan Olimpiade, tetapi masih saja ditolak orang hanya karena warna kulitnya.
Cerita yang beredar mengatakan bahwa Ali kemudian membuang medali olimpiadenya itu ke sebuah sungai karena kecewa dengan perlakuan rasisme itu.
Di sepanjang hidupnya Ali kemudian menjadi aktivis persamaan hak, dan bahkan menjadi pahlawan pergerakan ini di seluruh dunia, terutama di Afrika.
Menderita gangguan pernapasan, sebuah kondisi komplikasi yang disebabkan oleh penyakit Parkinson yang dideritanya, di sebuah RS di Kota Phoenix negara bagian Arizona. pada tanggal 04 Juni 2006 Muhammad Ali menutup mata selama nya..
Ali adalah seorang yang rendah hati, tidak membeda-bedakan orang, sangat memegang teguh ajaran agama, dan sangat perduli dengan kemanusiaan.