Malaysia melakukan perubahan rencana konektivitas untuk kejar peluncuran 5 G, Regulator telekomunikasi Malaysia merevisi cakupan proyek layanan universal.
Alasannya ialah untuk mempercepat implementasi tahap pertama Rencana Infrastruktur Digital Nasional (Jendela) yang merupakan masterplan pemerintah Malaysia di bidang ICT.
Melansir melalui Seluler. Dalam sebuah pernyataan, Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia (MCMC) mengatakan.
Undangan yang direvisi bertujuan untuk memungkinkan lebih banyak operator berpartisipasi dalam proyek, yang mencakup pada 1.661 lokasi.
Langkah tersebut menggantikan kebijakan sebelumnya yang awalnya keluar pada November 2020.
Revisi itu membagi proyek menjadi dua bagian, satu meliputi instalasi infrastruktur pasif, kedua penyebaran infrastruktur aktif dan layanan selular publik.
Operator yang tertarik dapat berpartisipasi di salah satu bagian. Tanggal penutupan pendaftaran adalah 2 Februari dan batas waktu penyerahan pada 31 Maret 2021.
Selain itu, Pemerintah Malaysia berupaya untuk mencakup luasan broadband dan meningkatkan layanan LTE, dengan fase kedua yang menargetkan peluncuran 5G.
Jalur Malaysia menuju 5G telah kacau sejak awal Juni 2020, ketika Menteri Komunikasi Datuk Saifuddin Abdullah tiba-tiba mengumumkan masalah spektrum 700MHz kepada lima operator.
Keputusan mengejutkan tersebut membatalkan agenda kerja oleh MCMC dan industri untuk mengalokasikan spektrum melalui tender di Q3. Usai protes, Saifuddin membalikkannya dalam waktu 24 jam.
Rencana baru tersebut bukanlah peluncuran yang didanai negara seperti NGN di negara tetangga Singapura atau NBN Australia.
Ini adalah serangkaian target yang membutuhkan dukungan dari industri dan otoritas lokal.