Gencil News – Cristiano Ronaldo pesepakbola terkemuka dunia, baru-baru ini menjadi sorotan media internasional karena kabar bahwa ia terancam hukuman cambuk di Iran. Kabar ini muncul setelah kunjungannya ke negara tersebut pada 20 September 2023 saat timnya, Al Nassr, bertanding melawan Persepolis dalam Liga Champions Asia. Namun, seperti banyak berita kontroversial, ada fakta-fakta tertentu yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih akurat.
Kunjungan Ronaldo ke Iran adalah momen penting dalam perjalanan timnya. Ia disambut meriah oleh masyarakat lokal di Teheran, dengan hadiah-hadiah istimewa seperti karpet Persia dan lukisan-lukisan dari para penggemar. Salah satu lukisan tersebut berasal dari Fatima Hamimi, seorang pelukis perempuan terkenal di Iran yang melukis menggunakan kakinya karena mengalami 85 persen kelumpuhan.
Ronaldo sangat mengapresiasi lukisan yang diberikan oleh Hamimi, dan momen ketika ia bertemu dengan seniman ini menjadi viral di media sosial. Dalam pertemuan tersebut, Ronaldo bahkan memeluk dan memberikan ciuman di kening sebagai tanda terima kasih. Namun, tindakan tersebut menjadi polemik di Iran.
Sejumlah pengacara konservatif di Iran menganggap bahwa tindakan Ronaldo tersebut melanggar aturan hukum zina di negara tersebut. Dalam hukum syariat Iran, memeluk dan mencium perempuan yang bukan muhrim (kerabat dekat atau suami) dianggap sebagai bentuk perzinahan.
Stasiun TV Iran, Sharq Emroz, bahkan melaporkan bahwa Ronaldo telah dinyatakan bersalah melakukan zina dan dijatuhi hukuman cambuk sebanyak 99 kali jika ia kembali ke negara tersebut. Namun, penting untuk dicatat bahwa sanksi ini dapat dibatalkan jika Ronaldo “menunjukkan penyesalan” atas tindakannya.
Pemerintah Iran sendiri membantah kabar hukuman cambuk untuk Ronaldo. Dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Kedutaan Besar Iran di Spanyol, mereka menegaskan bahwa mereka tidak menghukum sang pemain dengan pasal apa pun.
Mereka menyoroti bahwa Ronaldo datang ke Iran untuk bermain dalam pertandingan sepakbola resmi dan diterima dengan baik oleh masyarakat dan otoritas olahraga negara tersebut. Pertemuannya dengan Fatima Hamimi juga dianggap sebagai tindakan yang tulus dan manusiawi yang dipuji oleh masyarakat setempat.